Thursday, November 5, 2020

Lima bayi kucingku, sehat semua

Nah ini kabar terbaru dari bayi kucingku.

Sekarang Thomas, Dolly, Bubu, Juna dan Liliana sudah memasuki usia 2 bulan, 6 hari.
Tiga Jantan  yang memang di adopsi dari kecil sudah berkumpul dengan dua saudaranya.
Masya Allah, menunggu sampai di usia dua bulan ini, cemas juga rasanya, karena usia rentan sakit (malah banyak yang tak berumur panjang), apalagi kelima hidup tanpa induk.
Yang bikin kuatir, sejak bulan September hingga Desember, adalah bulan kematian, hantu virus Panleukopenia atau diatemper pada kucing, biasanya datang di bulan menakut ini.

Lihat salah satu, ada yang lesu saja, langsung panik banget...takut sakit. Makanya aku selalu memantau pup lima bayi, kalo bentuknya padat, berarti pakannya cocok. Kalo agak lembek, cepet-cepet dibawa ke Puskeswan Laladon, Kabupaten Bogor.
Sepertinya aku kurang kerjaan, memperhatikan ke limanya saat Pup. Karena susah juga kalo dibiarkan, nggak tau siapa yang bermasalah pencernaannya.

Sejauh ini, semua sehat.

Kotak pasirnya pun sudah pindah ke kamar belakang khusus kucing. Butuh kesabaran, hingga semua disiplin pup dan pip di kamar mandi.
Harus sebentar-bentar memindahkan mereka ke kamar mandi supaya pup dan pip...Mamak kurang kerjaaan.

Cuma si Lili aja yang buandelll. Suka cari-cari tempat tersembunyi untuk Pup...untung, aku siaga, menutup semua celah..Mengepel superrr bersih pakai sabun cuci, agar tak menyisakan bau.

Yang harus tetap diperhatikan, kebiasaan Lili nyepong titit  si Juna yang disangka Lili puting induknya.
Si Junanya malah terlentang menikmati, cilakakkkk! 
Nanti Juna nggak doyan betina. Ahh...bukan salah bunda mengandung. Prilaku ini terjadi karena 'pembiaran' waktu tinggal dengan Bu RT
Kelakuan Lili dianggap lucu. Juga Bu RT pikir itu daging tumbuh. Masaaaaa sih, nggak bisa membedakan mana titit, mana daging tumbuh. Kenalnya cuman titit Pak RT sih..eh!
Kannnn, jadi gemes, setiap berduaan si Juna dan Lili, langsung dipisahkan. Liliiiiii....Nggak boleh! 

Kelakuan nyepong Lili nggak dengan Juna aja, dia sibukkkk mengintai ke tiga jantan lain, Thomas, Dolly dan Bubu, tapi nggak pernah berhasil, ke tiga jantan itu menolak dengan tegas, tak sepasrah Juna...heudeuh! 
Kalo diperhatikan, titit Juna tambah panjang aja gara-gara Lili.
Pusinggggg.

Lili juga termasuk yang pertama melakukan apa saja. 
Disodorkan makanan yang baru bagi mereka,  Lili yang maju duluan mencicipi, baru yang lain ikut. 
Lili juga menunjukan cara minum sup ayam, tapi tetap kelimanya milih ngedot susu sama Mamak (so...saya terharuuuu)
Lili juga yang menunjukkan cara naik, lagi-lagi diikuti saudaranya yang lain.

Aku selalu menghitung jumlah mereka, satu, dua, tiga, empaat....hah!  Satu kemana, nggak adaaa. Langsung senter ke celah-celah takut terjepit, nggak kepikiran lihat atas, masih kecil ini.
Miaaaauu...suara sangat ku kenal, pelan, lembut manja.
Langsung mendongak...aih, Lili!  Sudah bisa manjat. Ini nih penyakit, bisa naik nggakk bisa turun.
Begitulah kerepotan Mamak dari melek pagi sampai merem malam, sibukkk.
Sekalipun repot, tapi menyenangkan. Mereka yang membuat aku bahagia, menemani hari tanpa anak suami(yang dinas di luar)
Kucing itulah menjadi alasan untuk segera pulang ke rumah dan tak tega ditinggalkan sekalipun ada pengasuh kucing ke rumah. Tetap saja, mereka kucing-kucingku ( Pasukan Ucing_sae) baik indoor maupun outdoor adalah alasan aku untuk tak lama-lama pergi. 
Aku tak bisa menjelaskan perasaaanku, hanya mereka penyayang kucing saja yang tau, bagaimana perasaaan ini.
Apakah bahagia?

Bahagia...sangat bahagia, karena kebahagiaan itu kitalah yang membuat bahagia.
Kuncinya: Ikhlas menerima ketetapan Allah, ada aja rezekinya untuk merawat pasukan berbulu ini.

Salam dari Mamak


 

No comments:

Post a Comment