Tuesday, May 17, 2016

Perang Batin, Deportasi Kucing

Ada satu kucing betina tua dan liar.
Hampir 4 tahun dia berada di sekitar teras rumahku. Tak pernah bisa ku pegang, didekati, pastiiiii langsung lari tunggang langgang. Entah apa yang dibenaknya, atau kejadian apa yang membuatnya begitu trauma.

Pusi, kuberi nama.
Sekalipun tak mau berteman, tetap saja, aku beri makan di teras.
Lahir beberapa anak, seperti Emili, yang sama penakut dan pengugup.
Emili, betina steril memilih tinggal di luar. Sama dengan ibunya, tak bisa berkumpul dengan kelompok.

Sepertinya, Pusi enggan melahirkan, satu persatu anaknya di biarkan lahir dan ditinggal begitu saja.
Kemana naluri keibuannya, tak pernah mencintai anak-anaknya.
Yang tersisa hanya Meri Mouse, ukuran tubuhnya sebesar tikus.
Meri pun, lebih suka tinggal di sekitar teras, ia juga kekurangan cinta kasih ibunya...Entah, kenapa Pusi acuh dengan anaknya.

Yang membuat pusing, setelah lepas nifas, musim kawin pun tiba.
Pusi tua, sembunyi di lubang kecil di antara atap dan plafon, semua dilakukan untuk menghindari para jantan.
Dia mengamuk setiap didekati, menjerittt keras dan marah.