Kenapa sih suka membedakan kucing ras dan dome

"Iihhh, inikan kucing kampung, murahhh tau. Dikasih juga enggak bakal mau, eikeh. Banyak noh! dijalan. Lihat nih, kucing eikeh, kucing anggora, mahallll tau!". Pernah mendengar kalimat itu, sering ya...Kalimat dari golongan pencinta kucing ras. Kucing kampung tidak ada dalam koleksi kucingnya.

Yang nyesek tuh! setiap saya beli makanan kucing jenis mahalan dikit (df). Pasti deh, sesama pembeli langsung nanya," Buat kucing ras, ya, Mbak?"
Spontan saya jawab, "Nggak, Mbak. Ini buat kucing domestik. Biar juga dome, saya sih, kasih makan dan perawatan, yaaa nggak kalah kelas deh sama kucing ras. Kucing  saya sehat dan gemuk. sudah disteril semua..."

Terus saya sadar sendiri, dia nggak nanya, kok, saya jawab puaannnjang banget. Maklumlah, sedikit emosi. Kenapa sihhh, harus membedakan, mana kucing Ras dan kucing Domestik...#Pake istilah 'dome' biar kekinian dan mengangkat derajat kucing kampung. Terus saya sadar lagi, mungkin beberapa orang belum tau. Mereka kira, dryfood makanan khusus buat jenis ras, kalo kucing dome, cukuplah dikasih nasi dan ikan cue.

Bagi saya, semua kucing sama. Cuman saya termasuk golongan pencinta kucing kampung. Bukan tak suka kucing Ras, saya sukaaa, cuman saya memilih kucing dome, karena punya sejarah yang menyedihkan. Saya adopsi, karena dibuang usia muda, melahirkan di depan rumah. Murni hasil rescue. Saya juga pernah merawat kucing ras, namanya Gogo. Dilepas liar pemiliknya, setelah saya steril dan sehat, eh! malah diambil lagi. Sakitnya tuh disini, sudah terlanjur sayang.
Lain waktu, saya di tawarin teman, seekor kucing ras Himalaya, dikasih gratis, malah saya tolak. Kasih aja buat penyayang kucing lainnya saja. Belum ditawarin, pasti langsung oke, maklumlah, kucing bagus. Jarang ada yang nolak...#bener tidak kata-kata saya. Coba kalo ditawarin kitten dome. pasti mikir-mikir dulu. Betul tidak?

Jadi, saya lebih fokus dengan kucing dome sajalah. Bukan anti Ras, loh.

Ada lagi nih, Pencinta semua kucing. Tingkat paling atas.Pencinta ini, mengadopsi semua  jenis kucing, yang di khusus, kucing rescue. Kucing domestik yang terbuang, terluka, cacat dan malnutrisi, semua ditampung, di selamatkan dan diberi kasih sayang. Bahkan, banyak juga, kucing Ras dihibahkan dari petshop karena diare, jamur dan tidak laku dijual. Yang paling menyedihkan, kucing ras dibuang di jalan oleh pemiliknya karena tidak menarik lagi, penuh jamur, scabies, calici, bulunya rontok semua. Sebenarnya kucing ras paling menderita di banding kucing domestik yang bebas berkeliaran. Kucing ras, umumnya di taruh di dalam kandang atau di dalam rumah, jarang bebas keluar. Keluar sebentar, sudah hilang digondol orang. Pencinta kucing semua kucing hasil rescue itu, bagi saya, manusia yang hebat sekali, bersedia meluangkan waktu, tenaga dan uang, demi keperduliannya pada kucing.Ini Kucing loh! jarang ada yang begitu. Salute!!

Jujur... Saya belum sampai ke tingkat itu.Saya sadar, kemampuan saya sampai dimana. Rumah saya belum bisa menampung banyak kucing dan perlu biaya banyak. Namun, saya tetap membantu semampu saya.

Ada loh, Pencinta kucing, yang suka memaksakan diri, kucing hasil rescue, mau ras atau bukan, apalagi yang memiliki cacat fisik di tampung di rumah. Akhirnya, dia  kerepotan sendiri, lalu berkeluh kesah di komunitas kucing, minta donasi dengan menayangkan kucing-kucingnya. Donasi masuk atas dasar ikhlas tersebut, saya jamin tidak seratus persen buat beli makanan kucing, hawong pemiliknya aja belum mampu beli makanan sendiri. Ini bukan su'udzon, loh. Kenyataannya, memang begitu. Jadi, wajarlah, menolong kucing tapi jangan melebihi kemampuam. Kalo dirasa cukup, bisalah kucing lain dirawat pecinta kucing lainnya.

Nah tuh, ada tiga golongan pencinta kucing: pencinta kucing ras, pencinta kucing dome dan pencinta semua kucing. Bagi saya, semua tidak masalah, mau masuk kategori mana. Yang terpenting, semua berasal murni dari hati. Bukan cinta kucing ras karena memiliki harga jual, kemudian meremehkan kucing dome. Saya suka sedih, nyelekittt hati kalo suka membeda-bedakan.

Kebetulan ada teman rescue, Mbak Tiwi. Setiap akan steril kucing selalu naik angkutan umum.
Duduk diantara penumpang, keranjang rio dipangkunya.
"Kucing ras ya, Mbak?"
"Kampung, Bu." Jawab Mbak Tiwi, spontan muka ibu itu berubah jadi sinis. Aneh.
Sedih banget, kenapa sih suka membedakan kucing Ras dan kucing Dome/kampung.
Padahal kucingnya aja, nggak pernah tau, dia ras atau bukan. Tetap aja suaranya sama,"Meonggg...purrrrr."
Tetap aja, pup dan pee, sama bentuk dan baunya. Tetap saja, sama menarik dan lucu gerak geriknya, cuman hidung dan bulunya saja yang berbeda 

Saya berharap, dari tulisan saya ini, pencinta kucing ras, juga memelihara kucing dome, khususnya diadopsi dari rescue dari jalanan. Dengan demikian, akan muncul di nuraninya rasa empati atas nasib kucing dome. Tidak lagi, berkata miring tentang kucing domestik. Pada akhirnya, saya berharap, pencinta kucing ras, tak ada lagi keinginan untuk mengembang biakan kucing ras untuk di jual belikan.kecuali memang mengembangbiak kucing untuk menambah hewan peliharaan, tidak masalah.

Bagaimana dengan nasib kucing dome? jelas aman dari jual beli, namun kini, bahaya mengintai mereka. Kucing dome malah jadi bahan makanan.Kenyataannya,  kedua kucing tidak ada yang aman.

Sekali saya berharap tak ada lagi, membedakan mana kucing Ras dan kucing Dome. Tetap saja , mereka kucing. Yang punya hak untuk hidup nyaman, terhindar dari penyiksaan.

Maaf, jika tulisan saya tidak berkenan. Sekali lagi saya mencurahkan perasaan saya, tentang prihatin saya, jika masih ada orang, yang selalu membedakan perlakuan antara kucing Ras dengan kucing Dome.