"Liebe..."
Yun menarik nafas, pesan pendek dari Mul. Dua puluh empat jam, sengaja Yun tak menyapanya. Apa Lelaki itu ingat dengan dirinya, kangen atau apa kek.
Sekali-kali, Yun mendiamkan. Walau, jujur, gemuruh di hati, rasanya mau meledak.
Beberapa menit kemudian.
"Kok cuman dibaca, enggak di balas? Ada apa?...Liebe."
Pesan singkat, masuk kembali.
Yun, tersenyum membacanya. Sengaja, ia membiarkan, tak ia jawab. Ternyata, Lelaki itupun gelisah.
"Leibe, aku cape di jalan. Ini di gunung. Daerah Perancis Barat. Enggak ada signal."
Yun tetap tak menjawab.
Tiba-tiba, telepon mendering. Kringg!
Yun menjawab pelan. Terdengar di ujung telepon, suara besar dan mengema.
Mul mulai menjelaskan, berbagai alasan, mengapa tak memberi kabar.
Yun menjawab pelan. Terdengar di ujung telepon, suara besar dan mengema.
Mul mulai menjelaskan, berbagai alasan, mengapa tak memberi kabar.