Kucing cantik ini, sepertinya dibuang saat hamil tua.
"Bu En, kucingnya beranak di rumah saya, anaknya lima. Tuh saya kasih kardus." Bu RT yang tinggal di samping aula memberitakan kelahirannya, selasa, 1 September 2020.
Aku dan Heni berencana untuk patungan steril si induk selepas 2 bulan nanti.
Berpesan pada bu RT, tolong titip kucing itu. Sekantong DF aku serahkan buat si induk.
22 hari kemudian.
Si Induk dari kemarin sesak nafas, anaknya tak disusui.
Bu Heni segera membawa ke klinik hewan. Baru mau diperiksa, induknya mati.
Langsung terbayang ke lima bayi kucing itu.
Alangkan sedihnya ditinggal ibu.
Allah lebih sayang pada si induk. Ada rencana lain, mungkin lebih indah.
Bu Heni, membawa 3 bayi ke rumahku, dua diambil anak bu RT.
Di rumah bu Heni, pasukan kucingnya kena flu semua, dan bu Een lebih layak merawatnya, katanya berharap aku tak menolak tiga bayi dalam keranjang.
Bayi kucing yang lucu berbulu panjang berrwarna abu dan loreng.
Sampai menitik airmata ini melihat bayi tanpa induk.
Masya Allah, aku ikhlas dengan rezeki ini
.
Jika, induk dan 5 anak itu besar, pasti dibuang bu RT. Karena si Uno, kucing jantan yang sudah ku steril aja, dibuang (cuman satu aja dibuang): alasannya si Uno dikasih ke kakaknya. Tapi naluri bu Heni dan aku, kok bisa sama, Uno dibuang...aduhhh sedihnya.
Ada juga satu kucing titipan anaknya pun sering ngelayap karena lapar.
Terbayangkan nasib si induk juga dibuang nanti.
Inilah rencana Allah. (baca Ucapan adalah doa)
Tiga anak kucing kini ada di rumahku. Sehat terus ya bayi.
Ku beri nama: Thomas, Bubu Grey dan Dolly.
Hari ke 27, ketiga bayi semakin gemuk
Perlu banyak ikhlassssss.
No comments:
Post a Comment