Alternatif terakhir membawa Kucing

Setelah hampir 20 hari di kampung halaman, aku harus balik lagi ke Bogor. Soal pulang pergi Cirebon-Bogor, biasanya gampang, tinggal naik kereta api, selesai.

Neko Hameri, siap berangkat dari desa Cikalahang ke Bogor

Masalahnya, aku nemu kitten Neko Hameri, di buang  di jalanan depan rumah. (Hadeuhhh...kenapa harus di depan rumah orangtuaku) masih piyikkk, usia sekitar 2 mingguan, jalan aja masih merangkang.  Nggak mungkin, kan, aku tinggal begitu saja di rumah Mama, nggak ada yang bisa merawatnya. Itupun, syukur alhamdulillah, Neko bisa bertahan sampe kini 4 minggu.

Nah, ini masalahnya. Neko Hameri Si kucing lokal, mau dibawa pakai apa, naik kereta api atau bus umum.

Alternatif pertama, naik jasa angkutan kereta api ekonomi AC. Sampe bela-belain, sehari sebelumnya  ke stasiun kereta api Perujakan, Cirebon, apa boleh atau tidak bawa hewan? Ternyata, sejak 3 tahun lalu,  ada peraturan larangan membawa hewan di dalam kereta api. Tidak bisa disebutkan Undang-Undang nomer berapa. Yang jelas, jika ketahuan akan diturunkan di stasiun berikutnya. Jasa Angkutan Kereta Api hanya melayani jasa penumpang, manusia bukan hewan. Katanya sih, Semua, demi kenyamanan penumpang kereta api.

Menurut teman Catslover Mbak Lucy, kemarin dia naik Tegal Ekspress dari Cirebon-Stasiun Senen, ada bapak bapak lolos pemeriksaan petugas, bawa anak ayam kecil. Suara ayam berisik banget, tetap aman di dalam kereta, yang pasti menganggu penumpang. Mau sih, naik kereta api, si Neko di masukin di tas, tapiii...kalo meong-meong, malah bikin stres aja. Ini Larangan sungguh merepotkan, apalagi inikan kucing hasil rescue, kucing lokal, penuh luka, bisa dibilang jeleklah. Mana ada yang mau merawatnya. Lagi-lagi, menuruti anjuran teman untuk memakai jasa pengiriman hewan. Lhah, ini minum aja masih pake dot, gimana kalo pake jasa ekpedisi, bisa-bisa mati di jalan. Nggak tega. 

Coba kalau saja, ada satu gerbong kereta api, khusus penumpang dan hewannya, bisa jadi banyak peminatnya, biarlah bayarnya lebih. Coba kalau ada...#Berharap

Alternatif kedua, naik bus antar kota. 

Naik Bus non AC (kebetulan memang semua bus non AC) berangkat dari terminal Raja Galuh, Majalengka jam 6 pagi, sampai ke terminal Rambutan, Jakarta jam 11siang. Mikirrr lagi, di bus bisa aja bawa hewan, tapi...Pasti di jalan, penumpang akan bertambah terus, biar sudah penuh, over kapasitas. Naik turun pedagang asongan. Jelas, ini membuat aku nggak nyaman di jalan, sudah bawa kitten, kalo pup, pasti baunya kemana-mana. Wah, bisa-bisa, aku jadi dimarahin penumpang lain, trus  kucing bisa ikutan stres. Nggak jadi.

Akhirnya, alternatif terakhir, mobil pribadi. Yasudahlah, tadinya nggak bermaksud merepotkan Mama, pinjam mobil. Beliau sendiri yang menyuruh bawa mobil, kasihan lihat Neko. Akhirnya, aku bisa pulang juga nih, Selasa, 1 Sepember.

Keranjang Rio dan Perlak anti rembes

Persiapan yang harus dilakukan, membawa kucing di perjalanan;

• Keranjang rio.Atau keranjang apalah, kardus bekas juga bisa dipergunakan, yang penting hangat, dan vertilasi udara yang baik.
• Alas anti rembes(perlak), potong menjadi 4 bagian,  susun menjadi alas di keranjang rio. Jadi, setiap pup dan pip, tinggal dilipat bagian atas, buang ke kantong plastik. Dan perlak yang dibawah bisa dipakai, kucing akan terus hangat dan kering.Perlak juga aku taruh di pangkuan, waktu Neko menyusu. Jadi aman, dari kena kencing si kitten...Kenyataan diperjalanan, si Neko malah tidur pulas dipangkuan
• Botol dot dan susu, air mineral. Ini penting, bayi kucing setiap 2 jam minum susu.
• Baca doa, biar selamat, sampai tujuan.
• Jangan lupa, kucingnya dibawa, laiyahhh....tujuan utamanya, mendeportasikan Neko Hameri dari Cirebon menuju Bogor.

Perjalanan Cirebon-Jakarta-Bogor, via tol Cipali, selama 3 jam berjalan sangat lancar. Nekonya tau diri banget,  nggak mengeong, kecuali lapar minta susu. Kucing hebat, mau nge-dot, walau pentil dotnya besar banget. Soalnya, di Cirebon, susah cari dot untuk anakan kucing.

Nggak apalah, sementara pakai dot yang ada.

Neko Hameri dengan dot barunya

Sebagai hadiah, kitten pinter, dapet dot baru (merk Octagon, pet nursing bottle). Botol dot dengan pentil  disesuai dengan mulut bayi., mirip dengan puting induk kucing. Beli satu, dapat botol dot ukuran 50 ml, 3 pentil dot dan alat sikat dot. Seneng banget dapat dot begini.

Neko Hameri, lebih antusias lagi, sekarang bisa mengedot dan ngempeng sesuai mulutnya. Minumnya juga lebih kuat dibanding kemarin.

Neko Hameri, sudah tinggal di Bogor.

Home sweet home ya, Neko.

Beberapa hari, terserang flu...Nafasnya berbunyi, krok krok. Ada-ada saja, kan.

Jadiiii, pleas deh! jangan buang anak kucing usia menyusui. Kesihannn.

Yang buang sih, lepas tanggungjawab, yang menyelamatkan itu, membuat patah hati, karena resiko rentannya daya tahan kitten yang masih menyusui.

Kalau hidup, alhamdulillah, kalo meninggal, wasallam....sedih banget.

#Jangan buang bayi kucing

#Catatan Neko Hameri