Thursday, May 7, 2015

Level Asmara Lola Lady Biker

Terhempas, hal biasa bagi Lola
Asmara lalu lalang
bagai ngegas motor gede.
Asmara datang dan pergi
bagai melaju cepat di jalan.
terhempas, namun, kenapa satu ini.
sakitnya, tak terkira.
Lola meninju udara.
menghidupkan motor, menarik nafas
merapatkan kancing jaket kulitnya.
motor gede adalah gaya hidupnya.
ia mlaju, bahkan terasa orgasme.

asmara, kali ini, menusuk tak terkira.
si gimbal brondong pergi meninggalkannya...menyakitkan.
Lola berhenti memandang bintang.
menghembus rokok dan mencentikkan dengan kasar...abu berhambur di udara.
kenang berlipat lipat, masih dibenak.
tak ia sadari, bulir menetes deras.
diusap matanya, terlepas bulu mata palsu. Ia tak perduli.
Rusak pula eyeliner hitam.
Mukanya...tak cantik lagi.
Melaju membuang resah.
dengan ganas menunggang kuda besi.
Body aduhai bercelana ketat.
Kurang apapula aku, keluhnya.
Ia semakin resah, asmaranya kandas.
tak tau kemana pergi.
membawa luka hati
berhenti di cafe, komunitas moge.
ia menarik nafas, "Kenapa kesini" makinya.
"Lolaaa, sayang" suara lembut menyapanya.Mendekap mesra.
Manajer cafe nan tampan, Mick.
Lola menuruti saja.
meminum chivas satu sloki.
Memandang pria di depannya.
Tampan lagi jantan, sayang milik orang.
Aahhh, tak perduli. Milik orang atau bukan...Aku sedang patah hati.
Just fun and happy.
Lola menkerling genit menantang.
Ini levelku, batinnya...
Kaya dan tampan.
Dunia mengebul dalam remang
lampu pun di padamkan.
Dewa cupid melonggo memandang.
memaki tingkah wanita paruh baya.
tak tau usia.
kau kira, hidupmu, seribu tahun lagi.
pantas saja, jika sahwat yang kau kejar.
satu persatu lelaki, hanya singgah sesaat. setelah seteguk madu diambil, lalu pergi.
"Wahai wanita, kau...tak lebih dari selembar tisu."
Di pakai dan di buang.
kadang diremas dan tak lagi perduli.
Bagi Lola, ini levelku.
Bagi cupid, saatnya mencari pasangan lain, untuk menembakkan panah asmara.
Cinta karena Allah, bukan karena nafsu.
Malam berlalu, cinta purba bertahta.
selimut embun dingin terasa hangat.
Merona membara.
Bagi yang dimabuk asmara.
tidak untuk Lola.

***

Baca, Puisi tentang Lola Cinta Ndak Level

No comments:

Post a Comment