Tataplah aku, batinku lirih.
Izinkan, sekejap saja.
Menyelami kedalaman matamu.
ada keteduhan,
bagai samudra
Izinkan, sekejap saja.
Menyelami kedalaman matamu.
ada keteduhan,
bagai samudra
Uh! degup jantung menghiba
Kau tetap menunduk
izinkan, selintas.
mengembuskan embun di kalbu
titiknya lama tlah mengkristal
lama, ku simpan, tiga bulan ini.
Kau tetap menunduk
izinkan, selintas.
mengembuskan embun di kalbu
titiknya lama tlah mengkristal
lama, ku simpan, tiga bulan ini.
Satu musim ku lewati
Jujur.
Diam-diam memandang wajahmu
pada sketsa gambar
yang kulukis saat merindu
Diam-diam memandang wajahmu
pada sketsa gambar
yang kulukis saat merindu
Izinkanlah, untuk meretas
pada kedalaman matamu
duhai,
kau tetap tertunduk
dalam sipu
senyummu segaris
pada kedalaman matamu
duhai,
kau tetap tertunduk
dalam sipu
senyummu segaris
dalam gugup
ku gores pena
mengikuti rasa
Gugup!
Izinkan, sebentar saja
kita bertatapan.
ku gores pena
mengikuti rasa
Gugup!
Izinkan, sebentar saja
kita bertatapan.
Tiba-tiba tawamu pecah
terdengar renyah berdesah.
Sadarlah aku
kau menunduk,
melihat sketsaku.
terdengar renyah berdesah.
Sadarlah aku
kau menunduk,
melihat sketsaku.
Bukan wajahmu yang ku gambar
tapi ikan gila
segila hatiku.
gelepar jantungku.
I'm crazy!
tapi ikan gila
segila hatiku.
gelepar jantungku.
I'm crazy!
Crazyfish.
Kini, aku yang tersipu.
maaf...
aku memang tak romantis.
kupandang lagi, sketsaku.
"Kenapa begini, bukan wajahmu."
Kini, aku yang tersipu.
maaf...
aku memang tak romantis.
kupandang lagi, sketsaku.
"Kenapa begini, bukan wajahmu."
Kau, memandangku di seberang meja.
kutatap kedalaman matamu
izinkan aku, sekejap saja.
mengila dalam rindu.
membaca tatapanmu
kutatap kedalaman matamu
izinkan aku, sekejap saja.
mengila dalam rindu.
membaca tatapanmu
entah...
Aku tak tau
arti tatapan.
Hanya tawanya berulang
memandang sketsaku
Aku tak tau
arti tatapan.
Hanya tawanya berulang
memandang sketsaku
Izinkan, aku meminta maaf.
Atas kegilaan ku.
Atas kegilaan ku.
No comments:
Post a Comment