Monday, April 6, 2015

Dalam Renungan

:: Di tepi sungai.

Musim tak tentu.
Apakah Tuhan sedang marah.
Matahari seakan malu.
Malah hujan yang menghampar.
Saljupun datang tiba-tiba.
Dingin
hanya dingin.

Ragaku yang mulai tak berkawan.
Apakah aku masih kuat bertahan
berkaca ku di tepian sungai.
airnya jernih sampai ke laut
Bantulan wajahku, buram tak jelas.
Tak pula kutemukan, jawaban.

Kudekap dadaku terselimut tebal
Berpuluh tahun di rantau orang
Dunia di sebelah barat.
menghantarkanku terdampar.
entah sampai kapan.


Ku berdiri menatap sungai
Terbayang wajah seseorang
andai aku punya sayap.
akan ku terbang kesana...melunasi rindu
Andai aku mampu menembus waktu.
Kuharap, ia bersamaku.  Di sini.

Kasmaran kah aku?
Titik bekas salju jatuh di wajahku.
Apa kah ini jawaban, darimu Tuhan.
Iya, aku dilanda asmara.
Mungkin...batinku.
Mungkin ya, mungkin tidak.
aku yang lupa rasa kasmaran.
Ragu, melanda hati.
Bisakah kulalui semua.
mewujudkan mimpi.

Selama ini, aku tak punya mimpi
Kulalui hari, mengalir bagai air
"Manusia tak punya mimpi, lebih baik mati," Jawabmu lugas.
selalu membuatku tertawa
dan bertambah gemas.

Wajahmu melintas, di titian sungai.
Berjilbab merah jambu.
Aku ingin bersamamu.
menua, sampai ujung usia.

Aku yakin, malaikat bahkan,
air sungai ini meng-Aamiin-kan.
seluruh doaku.
dalan renunganku
Sendiri.
Di rantau orang.

No comments:

Post a Comment