Tuesday, November 5, 2013

Menjadi Pribadi yang Arif Bijaksana


     
        Jika anda ingin menjadi orang yang benar, semua ada aturannya,
seperti pemain basketball, pemain yang bagus harus berada di dalam garis.
Karena didalam garis itulah aturan permainan ..itulah ilustrasi jika ingin menjadi orang benar.
Apakah orang yang benar dan memainkan aturan dikatakan orang arif bijaksana ?



Pertanyaan bagus, diawali dari  sifat seseorang  merupakan bawaan dari lahir.
dari sifat tersebut terbentuk ke-arifan..orang arif akan bersikap benar dalam aturan (sidik), bertanggung jawab (Amanah), berwawasan luas (Fathonah) dan menyampaikan kebenaran (Tabliq)
Apakah yang membentuk orang menjadi arif bijaksan ?  semua berasal dari didikan lingkungan yang membentuk seseorang.
       Bagaiman jika nilai-nilai sudah bergeser, dimana masyarakat masa kini berada dalam lingkungan individual...makan sendiri, tidur sendiri, mati sendiri, bahkan berjalan kekuburan sendiri.
Nah...lingkunagn individual menyebabkan kearifan akan hilang, karena kearifan akan terjadi jika berbentuk dari persinggungan dari orang lain.
contoh, apakah anda arif jika pergi ke pesta memakai pakaian tidur, tentu sangat tidak arif.
kecuali anda dalam lingkungan sendiri didalam kamar sangat arif jika memakai baju tidur, dan malah tidak arif didalam kamar memakai kebaya pesta...jelas ke arifan akan terbentuk dengan bersinggungan dengan orang lain.

Kearifan mempunyai beberapa level dari tingkat bawah ke level tertinggi,
- Pendidikan yang lebih tinggi, membentuk pola pikir seseorang menjadi lebih arif.
semakin tinggi ilmu (harta) semakin seseorang tidak menjadi sombong, sebaliknya jika tidak berpendidikan baru ilmu dan harta sedikit meningkat jalannya saja seakan tidak menginjak bumi.
- Pemahaman (keperdulian) terhadap lingkungan.
level selanjutnya adalah keperdulian, seorang yang perduli pada lingkungan akan sangat arif, tidak buang sampah sembarangan karena menyebabkan lingkungan kotor dan banjir
-Pengalaman
level selanjutnya adalah pengalaman sebagai guru terbaik dalam kehidupan.
sesorang tidak akan menjadi arif jika hanya memandang saja,..contoh, seseorang tidak akan mau makan sambel yang dihadapannya walau sangat mengoda, karena ia telah berpengalaman /pernah merasakan, bahwa sambell itu peuudesssssss desss.
-level tertinggi  adalah Agama
Agama lah yang mebentuk kearifan karena dibentengi keimanan dan aturan dalam agama
      Jika anda tetap  tidak bisa arif bijaksana, ya sudah tinggal saja di hutan sana.
Bagaiman bila dalam keadaan tekanan dalam rumah tangga.
Apakah masih bisa arif dan bijaksana ?
Tekanan harus bisa disikapi dengan pendekatan pikiran positif  tidak dengan jalan pintas.
Harus di usahakan sikap arif dalam proses lingkungan untuk keadaan yang lebih baik, pikul tanggungjawab bersama dengan arif bersikap, karena pasangan dalam rumah tangga berasal dari latar belakang yang berbeda.
Jangan lampiaskan emosi pada suatu sikap yang kecewa
Hanya karena istri lambat membuat kopi sepulang kantor, suami bersikap marah-marah.padahal istri sedang sibuk mengurus anak yang rewel, seseorang yang arif apa salah buat kopi sendiri.
Dari contoh diatas, dapat disimpulkan, seseorang menjadi arif terhadap pasangannya.
-mengembangkan sikap arif adalah belajar dengan keadaan yang di hadapi yaitu mengalah untuk menjaga agar tetap harmonis (tidak Emosional)
-Pandai membaca situasi hingga menetralisasi keadaan (tidak egois)
-Menempatkan diri secara benar dalam keadaan sulit untuk menjadi pelatih. Pelatih dapat membentuk orang lain  untuk lebih baik(cinta kasih, keperdulian)
       Disadari kehidupan orang yang berbeda membutuhkan kekuatan yang luar biasa menjadi arif
Orang Arif dalam rumah tangga adalah bertanggungjawab (amanah)  untuk membuat lingkungan untuk lebih baik. Otomatis ia akan perduli karena orang itu adalah kekasihnya.

Hmmm...sedikit tentang menjadi pribadi yang arif bijaksana,
Kalau ada yang salah, mohon dimaafkan,
Semoga bermanfaat.


***




2 comments:

  1. Aslm wr wb... tulisan bagus. tanya ya mbak...foto pada tulisan ini masih keluarga mbak ya?... Trims

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa alaikum salam, foto itu keluarga, yang wanita, kakak kandung saya dengan suami, Juliando Ginting Muthe

      Delete