Saturday, May 9, 2015

Diantara Dua Benua

Mentari bersinar di belahan benuaku
namun, Kau berpeluk dengan rembulan
Kala aku merangkul peraduan.
Kau menghirup kopi sendirian.
Saat aku, terbangun lagi.
kau lelap, pulas...dalam mimpi.
Lalu, aku menatap detak jam.
untuk menunggumu.
untuk lima jam atau lebih.
tik tak tik tak
tik tak tik tak

Jika, aku ingin, menyapamu.
Kau sibuk. Aku hanya terdiam.
Lama, aku menanti.menatap jam kembali.
Berharap kau menyapaku dahulu.
walau hanya semenit.
tik tak tik tak
tik tak tik tak
Tidak pula kau lakukan.
Mungkin, kau terlalu lelah.
Mungkin, kau juga lupa aku.
Mungkin...keluhku lirih.
mungkin.
Aku tetap berprasangka baik.
Aku tetap sabar menantimu.
aku bertahan, menunggumu.
sapalah aku, pintaku membatin.
detik berlalu, tetap berharap.
bertahan menahan.
Aku harus mulai belajar.
Pengertian, sabar dan percaya.
seperti kini, menunggu.
sabar.
tapi hatiku, dipenuhi bulir rindu.
hanya kau, kasih...cuman kamu.
menepis egoku, aku pun menyerah.
tak kuat tak melunasi rindu.
Leibe...duhai, Kang.
aku jua kembali menegurmu.
aku pula yang dahulu menyapamu.
Siapakah yang harus dipersalahkan?
Benua kita berdua.
aku di sini di timur.
kau jauh terlempar di sisi barat.
Jauh jarak, tak mengapa bagiku.
asal, kau tak jauh di hati.
kuharap kaupun begitu.
Bleib du ruhig, ich bin immer da für dich
itu katamu....
"Apa artinya, Kang"
"Cari sendiri..."
-Kamu tetap tenang, aku selalu ada untukmu.-
tersenyum sendiri, inikah artinya.
kutau kau tak romantis.
mungkin itu yang berbeda darimu.
Itulah, mengapa aku mencintaimu.
Mengesalkan juga menyenangkan.
membuat aku menangis,
tapi tak bisa berhenti melupakan.
Hatiku luluh,
"Ich liebe dich."
Diantara dua benua.
sebuah kisah panjang akan kita lalui.
Kota Hujan, 8 Mei 2015

No comments:

Post a Comment