Sunday, October 27, 2013

PANJANG UMUR, HAI.. NEGERIKU

Puisiku tentang Hari Kemerdekaan.

Berkibarlah benderaku
Ditiang yang tinggi
Semakin kencang dikibas angin
Tetap tegak dan tegar
Semakin usia.semakin banyak aral
Itu biasa...
Tetaplah berjuang dialam ini
Seribu hujaman dan kritik
Anggap itu biasa.

Dirgahayu ke 68 tahun ya negeriku
Tanah airku tercinta
Kuharap. Lahir dan mati di negri ini.
Cintaku hanya pada Indonesia.


***



Aku memandang televisi didepanku, siaran prosesi Pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Merdeka. Kenapa aku jadi ingat,  masa kecilku dulu saat sekolah?
Tahun 1977...masa aku kelas 1 Sekolah dasar di kota Malang.

Negeriku tidak muda lagi
Enam puluh delapam  tahun usia yang sangat matang, sudah banyak peristiwa dilalui.
Sejak jaman memperjuangan kemerdekaan dengan titik darah akhir para pahlawan.
Serta mengisi kemerdekaan dengan tiga orde : Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi

Negeriku  dulu "Gemah ripah loh jinawi "
Sekolah hanya bermodalkan semangat,  tanpa harus membayar
Rasa kebangsaan dan kebanggaan sebagai anak negeri masih tinggi,
Jaman dulu, masih dengan lampu semprong tidak menyurutkan semangat belajar.
Bayangkan! kami harus berdiri di depan kelas untuk menghapal 27 provinsi lengkap dengan ibukota, serta nama-nama  Gubernur .
Lagu-lagu kebangsaan dan  lagu serta tarian daerah di lahap habis..wajib hapal!
bahkan harus hapal butir-butir Pancasila yang sejibun banyaknnya.
Ternyata kewajiban masa kecil itu masih lekat hingga kini diusia 40-an. Awesome!!!

Dulu, sekolah yang jauh tak menyurutkan langkah mengayuh sepeda jengki,
atau kebanyakan kami berjalan kaki. Sepanjang jalan saling menyapa dengan kawan yang berbeda sekolah.Tak ada tawuran..karena semua harus bersikap satria. satu lawan satu.
Kawan yang diantar  mobil ke sekolah  masih sedikit..dipastikan itu anak orang kaya dan pejabat.
bahkan tidak seperti jaman sekarang..dulu  sangat malu diantar mobil dinas
karena akan diledek memakai mobil bergincu merah..mending naik jengki atau ontel.

Setiap ke sekolah aku melewati pematang sawah, aku lebih rela nyeker daripada mengorbanan sepatuku. Di  sekolah memang disediakan gentong untuk cuci kaki..lha semua siswa lebih rela ketusuk paku daripada sepatunya rusak...jaman susah, beli sepatu mahal sih.
Lucunya saking mengerti keadaan orangtua..kalo buku sudah habis penuh tulisan, kertas buku di hapus lagi sampe kertas kusut dan di pergunakan kembali. Pencil yang sudah pendekpun disambung kembali dengan batang bambu yang lubangnya kecil, Penghapus pun kadang pakai karet gelang yang diikat di ujung pensil, kadang kalo kesusu, pake ludah digosok pake jari, sampe hitam itu kertas.
Keadaan memang saat aku sekolah memang begitu..beda dengan anak sekarang setiap semester ganti buku padahal isinya juga masih kosong.

Sepulang sekolah yang paling menyenangkan di kala hujan, bukan berteduh..malah mandi hujan dan meluncur di kali yang berair deras sambil ngeceh berjalan di samping jalur air di sawah.
Umumnya tidak langsung pulang,  malah asik nyeser anak ikan pakai bekas kotak bambu berkat,
Anehnya..orangtua dulu nggak sekuatir jaman sekarang. Anak bebas bermain, mau main hujan, manjat pohon, atau seharian nggak pulang, boro-boro dicari, nggak makan siang aja nggak ditanya.
Bagaimana nggak kenyang, makannya mencuri buah babal (nangka muda yang masih pentil) atau pencit (manga muda) yang dicocol ke garam yang seperti batu kerikil karena tidak beryodium.
Anehnya...Ya sehat-sehat aja..kalo sakit perut nggak pernah bilang..aalah tinggal melalap pucuk  daun jambu muda dengan garam ..beres mengobati diri sendiri.
Kalau hujan baru turun,  supaya nggak sakit dikasih secuil kertas di dahi...Apa hubungannya ya atau berlarian sambil memotong daun pisang buat dipakai payung.

Tersenyum aku mengenang semua itu.
jJaman sudah berubah.
Seiring dengan semakin usia negri  ini bertambah,
era telah berubah,
dan jangan pula dipersalahkan,
memang itulah perubahan.
cukup masa lalu dikenang
dan buatlah yang terbaik bagi negeri ini.


Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 68
Sabtu, 17 Agustus 2013

***






No comments:

Post a Comment