Jalan pagi, melewati jalan kecil.
Kulihat ada anak kucing kurang dari dua bulan di teras rumah.
Warnanya orange, lucu sekali.
Aku tertunduk sedih, mengingat, semua kucing lucu berwarna orange di rumah, sudah kembali pada PemilikNya.
Kembali kupandamg kucing kecil yang bermain sendiri, rasanya mau ku adopsi saja, tapi mungkin ada pemiliknya.
Desir hatiku, ketepis jauh.
Aku berusia 53 tahun, tak sekuat dulu lagi memelihara kucing. Kini kubatasi jumlahnya, cukuplah 10 ekor, itupun sudah tua semua.
.
Dua hari kemudian.
.
Tangis kucing memecah subuh.
Horor, bagi pencinta kucing, kuharap tetangga samping mau memungutnya.
Sejenak tak ada tangis lagi.
Hatiku sedikit tentram.
Pagi aku berangkat senam dengan lega.
Jam 11.00 WIB.
Suara tangis kudengar lagi, sangattt kencang. Dengan Bismillah, kucari suara itu.
Masya Allah, inikan kucing orangem
Yang kulihat dua hari lalu.
Lalu, kugendong dengan lembut, bulunya lembut sekali, sepertinya mix ras.
Dia diam dalam pelukanku.
Kusodorkan makanan, ia lahap memakannya, Ya Tuhan, ia sangat lapar.
.
Kuadopsi kucing orange ini setelah bertanya pada pemilik rumah yang kujumpai.
Tenyata, dibuang orang.
kasihan sekali
.
Orenji
Kuberi nama sesuai warnanya orange dalam bahasa Jepang.
Ya Allah, desir hati kala itu adalah doa dan kini dikabul Allah.
Aku tak pernah menyesali makhluk Allah ini, aku bahagiaaa.
Orenji kecil ternyata pintar, bisa langsung belajar pip pup di wc.
Luar biasaakan.
Yang lagi bahagia
Salam dari Mama Een