Sunday, October 4, 2020

Rubi Lofi, diBuang Owner karena Sakit


Hujan sangat  deras di sore hari, bersama kegelisahanku mencari kucing bernama Rubi.
Biasanya Rubi mencari tempat dingin, sudah di cari-cari untuk disuap makan. Tetap tidak ada.
Aku yakin saat hujan, waktu mustajab  berdoa kepada Allah agar bisa menemukan Rubi.

5 menit kemudian kontan terjawab
"Bu Een...ini kucing ibu,.kan. Tuh, di samping tempat sampah. Ini Bu.Sepertinya sakit." 
Empat cucu tetangga mengendong Rubi yang basah kuyup
Ah, bocah ini, hujan deras tanpa geledek, adalah kesempatan cucu-cucu tetangga bermandi hujan.
Keempat melanjutkan mandi di air kucuran talang tetangga yang jatuh tepat di depan pagar rumahku.
Langsung Rubi aku keringkan, diam dan kedinginan

Rubi Lofi

Di bulan April, Meggie si jantan merangsek marah-marah di dekat kursi teras.
Ternyata, ada kucing berwarna bulu dominan putih, sedikit corak hitamnya.
Matanya sipit, ada kalung berwarna ungu dengan bandul perak.
Ini pasti ada yang punya.
Kucing itu ketakutan dan berlari ke rumah tetangga.
Aku sudah share ke Grup Whats app ibu-ibu komplek. Adakah yang kehilangan kucing?
Tak ada yang menjawab.
Lama aku menunggu, satu saja alasan yang tepat: Kucing ini dibuang

Kucing muda itu berteduh di bawah kursi tetangga, aku mengintip dari teralia pembatas. Memperhatikannya,  sebentar ia memandangku, lalu tidur meringkuk, menghindar tempias air hujan. Kadang, ia mengendap untuk makan di teras rumahku.

Seminggupun berlalu.
Tak tega hati ini, aku membawanya masuk. Dia merunduk pada kawanan kucing, tanda perkawanan.



Duhai...jantan muda, ku beri nama Rubi Lofi
Ganteng bermata sipit dan ada corak hitam bergambar love di sisi kanan badannya, asal nama Lofi
Lebaran Idul Adha yang pertama bagi Rubi

Awalnya, Rubi sangat rakus, apa saja mau dimakan. Rubi juga pandai meniru kucing lain, pup dan Pip selalu du kamar mandi. Kucing lucu yang pendiam, sangat suka sandal jepit.
Rubi terlihat sehat, tapi sering mengerakan kepalanya. Ternyata, kupingnya bernanah dan berbau. Langsung diobati dokter dan sembuh.

Rubi juga suka tidur di tempat dingin, di kamar mandi belakang.
Itu membuatku heran, biasanya itu bertanda kucing sakit.
Sebentar ia lesu, diobati, sembuh.
Begitu terus, sakit berulang.

Sampai pertengahan bulan September, aku memperhatikan perubahan tubuh Rubi.
Kenapa perutnya membesar sedikit dibanding tubuh yang lain?
Sedikit kurus, tak mau makan. Warna di sekitar  kelopak matanya berwarna pucat dan sangat lesu

Malam Minggu, 27 September 2020.
Aku mengedor rumah dokter hewan Eka (untung dokternya maklum.)
Habis, takut ada apa-apa, karena Rubi lesu, ada warna kuning di bulu-bulunya

Ada tiga opsi, Rubi terkena parasit darah, sakit kuning atau FIB.
Atas saran dokter, tunggu perubahan untuk 10 hari kedepan setelah diberi obat antibiotik dan Vitamin untuk hati dan darah 

Hari ke delapan
Rubi tak mau berjuang untuk sembuh, ia lebih banyak bersembunyi.
Setengah mati aku suapi wet food yang dicairkan. Selalu menolak.
Sekarang aku tau, kenapa Rubi di buang, karena Rubi sakit...kesihan sekali.
Ku perhatikan, air kencing Rubi berwarna kuning, bertanda livernya bermasalah
Yang jelas terlihat, perut Rubi semakin membesar (ini yang paling aku takutkan). 
Pasti Rubi terkena FIP,  penyakit yang sulit di sembuh (setahu saya sebagai cats lover)

Feline infectious peritonitis (disingkat FIP) atau radang peritoneum infeksius pada kucing adalah penyakit  menula, akibat infeksi virus Feline Coronavirus (FCoV). 
Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah radang pada peritoneum, selaput tipis yang melapisi rongga perut.
FIP memiliki dua type:  FIP kering dan basah

Sepertinya Rubi, FIP basah, terlihat dari fisiknya
Sekalipun belum obatnya, pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit. Dan tentunya akan aku bawa  berobat lagi untuk menyedot cairan di rongga perutnya

Hayuklah Rubi.
Berjuang.
Rasanya, sedih luar biasa, sekalipun jumlah kucingku banyak, aku berharap semua sehat.
Hayuk  Rubi, kita bersama berjuang, supaya Rubi untuk sembuh.
Main petak umpet.dengan Una...

Hari ini, Senin 5 Oktober 2020.
Rubi menyerah berjuang.
Pergilah, Rubiku..tak ada sakit lagi. Berlari kencang di taman surga. 
Ingatlah aku, kelak kita akan berjumpa.

Pergilah, kesayangku.
Walau hanya tujuh bulan aku mengasuhmu.
Kucing ganteng yang pintar, selalu terkenang.

Pergilah.


1 comment:

  1. Rubi Lovi, hadir dan pergi disaat pandemi covid19 melanda. Selamat jalan, Rubi Lovi. Bawalah kenangan indah selama hidup bersama orang yang menyayangimu.

    ReplyDelete