Friday, October 19, 2018

Tabby, Kucing ku Syang

Pesona Tabby
Tutu, nasibnya tak seindah motif loreng miliknya.
Tak pernah di akuin pemiliknya, lepas liar.
Saban pagi bertamu, hanya untuk makan, sekali kali bertengkar dengan lolitoti.
Hanya duduk di depan pintu, tak pernah masuk rumah, tau diri binit.
Pagi yang sibuk...#kibasjilbab ngelap keringett...sok sibuk gitu loh!
Saban hari, Tabby hanya berhenti di depan pintu. Kelah ia akan memenang hidupnya, dari kucing stray menjadi kucing rumah.
Berjuang!

4 comments:

  1. jadi Tebby awalnya Kucing Liar ea. aku mau jinakan Kucing Liar susah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang kabar Tabby dan Liebe bagaimana? Apa kabar juga kucing lainnya dirumah Ibu? Semoga mereka sehat-sehat. Aamiin.....

      Delete
  2. Sekadar berbagi cerita.

    Sekitar Juli 2015 anak saya memelihara dua ekor kucing pemberian temannya. Kucing itu kami beri nama Titiw dan Chicco. Suasana rumah jadi riuh bahagia karena kelucuan mereka.

    Januari 2016 ada kucing liar datang ke rumah kami dengan dua anaknya yang masih bayi. Sang induk membawanya dengan menggigit leher sang anak satu persatu ke teras. Kucing itu kemudian kami pelihara. Sang induk kami beri nama Cimi dan anaknya kami beri nama Kelly dan Belo.

    14 Maret 2016 Kelly meninggal. Begitu juga Belo yang meninggal menyusul saudaranya, Kelly, pada 17 Oktober 2016. Keduanya meninggal tak tertolong meski sudah dibawa ke dokter.

    28 Juni 2016 Cimi melahirkan lagi. Anaknya ada enam dan kami beri nama Putih, Belang, Icem, Ige, Ucih dan Lico. 23 Juli 2016 Putih meninggal, disusul Belang yang meninggal tiga hari kemudian (26 Juli 2016). 22 Oktober 2016 Icem meninggal dan disusul Ige meninggal juga pada 1 September 2017. Dari delapan anak Cimi hanya tersisa Ucih dan Lico.

    19 Juni 2016, ketika kami berbuka puasa di Bogor, ada seekor kucing yang menghampiri kami. Badannya lusuh, kelaparan dan tak berdaya. Karena kasihan kamipun memutuskan untuk membawanya pulang. Ia diberi nama Mimiw. Pada 20 Agustus 2016 Mimiw melahirkan lima anak. Mereka kami beri nama Ucun, BPN, Grey, BW, Yunior.

    17 April 2017 tengah malam sekitar jam 00:30 kami menemukan bayi kucing ditengah jalan. Karena sekian lama kami amati tidak ada induknya, akhirnya kucing itu kami bawa pulang. Ia diberi nama Nicipala. 12 Agustus 2017 Nicipala meninggal karena menurut dokter terkena virus FIP.

    Pada 23 Juni 2017 Ucun melahirkan empat anak (Optimus, BumbleBee, Cockman, Daru). Berselang dua hari lahir Daru Meninggal, disusul saudaranya Cockman pada 19 Juli 2017).

    9 November 2017 tiba-tiba diteras rumah kami ada kucing mungil meringkuk diteras. Sepertinya ada seseorang yang sengaja meletakkannya disana. Melihat keadaan kucing ini yang untuk bergerak saja sulit akhirnya kucing ini kami pelihara. Ia kami beri nama Terrace. Pada awalnya kucing ini mulai terlihat sehat. Namun pada 20 November 2017 dia meninggal. Saya tidak sempat membawanya ke dokter seperti kucing lainnya ketika sakit karena sedang keluar kota.

    Lama waktu berlalu, pada 9 Desember 2018, ketika kami sedang makan di salah satu tempat makan favorit kami di Bandung ada kucing berusia sekitar dua bulan mengeong-ngeong kesakitan. Ternyata kakinya patah. Ia tidak sanggup berjalan. Sempat bertanya kepada tukang parkir saya mendapat informasi bahwa kucing itu ditabrak sepeda motor beberapa hari lalu.


    Tak tega melihatnya, seusai makan saya lalu googling dokter hewan di Bandung. Setelah memperoleh alamat dokter yang buka di hari Minggu itu sayapun bergegas menuju kesana. Syukur Alhamdulillah ia terobati. Alhasil, menuju Jakarta mobil kami bertambah satu penumpang, yaitu kucing baru yang bakal tinggal bersama kami. Ia kami beri Nama Ciga.

    Selama memelihara kucing dalam kurun waktu tiga setengah tahun, rumah kami sudah menjadi tempat tinggal bagi mereka. Ada yang datang dan ada yang pergi, baik meninggal ataupun pergi meninggalkan rumah.

    Cimi, Mimiw dan BW tidak lagi tinggal bersama kami. Mereka pergi dari rumah dan tidak pernah kembali sejak awal tahun 2018. Hanya BumbleBee yang pergi meninggalkan rumah sejak 23 Juni 2018 secara tidak sengaja kami temukan pada Desember 2018 disatu tempat sekitar satu kilometer dari rumah. Ia pun segera kami bawa pulang.

    Kini kucing yang tinggal bersama kami ada dua belas ekor. Mereka adalah Titiw dan Chicco bersaudara, Ucih dan Lico bersaudara (anak dari Cimi), Ucun, BPN, Grey dan Yunior bersaudara (anak dari Mimiw), Ucun beserta dua anaknya (Optimus dan BumbleBee) serta Ciga si kucing dari Bandung. Saya tidak lagi menginginkan mereka beranak pinak. Untuk itu semua kucing sudah di steril. Hanya Ciga yang belum. Mungkin satu bulan mendatang. Soalnya masih berusia dua bulanan.

    ReplyDelete