Saturday, June 11, 2016

Takut Kasmaran


Dua belas jam aku menahan lelah.
Perjalanan panjang Swiss ke Indonesia transit Singapura.
Kemudian, aku harus menunggu 9 jam lagi di negeri berlambang singa.
Badanku terasa remuk. 
Sepanjang perjalanan, aku tidak bisa tidur lelap di pesawat. 
Dan akhirnya, aku pun sampai di Bandung.

Berburu matahari, menghindar dingin.
Dan berjumpa seorang teman.

Menit mendebarkan.

Di depan pintu keluar, aku bisa menebak.
Pasti dia, teman pertama kali bersua.
Pasti, tebakku.
Wanita itu, tersenyum lembut.
Wajahnya  ayu, lembut bercahaya.
Matanya teduh.
Ia memelukku hangat.

Entah, aku teramat engan, karena masih terasa asing. Ah...sombong nian diriku.
Dia yang mencium pipiku
Biasanya, aku melakukannya.
Tapi entahlah, bodohnya aku.
Aku takut terikat teramat dalam.
Wanita itu, tampak kikuk karena sikapku.
Mendadak, aku merasa bersalah.
Kuakui, aku engan menciumnya.
aku takut, perasaanku.
aku takut jatuh cinta padanya.
Jujur, aku dustai hatiku.
aku teramat takut.
Kasmaran.
Aku takut melukai.
juga terluka.
Dia, teman baruku.
Entah, apa yang akan terjadi.

Sebuah perjanjian.
"Just to be friend."
Itu kataku padanya.
Dia hanya tersenyum.

Bisakah aku menepati janjiku.
Jika, aku mengingkari.
Kau, wanita, secantik fotomu.
Aku menepuk kepalaku.
Aku tidak sedang bermimpi.
Aku bertemu dengannya.
Dia nyata!
Blak! Aku tidak sedang tidur.
aku sadar.
Aku gelisah dengan rasa hatiku.
Kasmaran....aku takut sekali.

 Lidahku kelu, terasa gila.
"Untukmu..."
Sebuah lonceng kecil .
Dentingnya lembut.
Menangkan.
Lagi lagi hanya tersenyum, ia mulai kikuk

Aku benar benar takut
terperangkar kasmaran
kupikir aku akan kehilangan jati diri dan kebebasanku.
Aku takut kasmaran di usiaku.
Aaahhhh, lelaki, macam aku.


Paris Van Java, senin, 2 Maret 2015

No comments:

Post a Comment