Melirik di ujung mata
sambil menunduk...
memperhatikan seluruh gerak
kerling sekedip.
sambil menunduk...
memperhatikan seluruh gerak
kerling sekedip.
Gelisah, kau di ujung meja
tarikan nafasmu tak tentu
hembusan bakau...huh!
gelisah, seteguk kopi
tak jua menyembunyikan
seluruh gejolak hati.
tarikan nafasmu tak tentu
hembusan bakau...huh!
gelisah, seteguk kopi
tak jua menyembunyikan
seluruh gejolak hati.
kau, dalam lima menit.
tak jua tenang
aku di sini.
sekedip
mengerling di ujung mata
aku di sini.
sekedip
mengerling di ujung mata
Lima menit
katakan.
sebentar saja.
sebentar saja.
Tatap mata, tiba-tiba
terbentur, kau dan aku.
lalu kita tersenyum
lalu kita tertawa
alangkah lucunya
terbentur, kau dan aku.
lalu kita tersenyum
lalu kita tertawa
alangkah lucunya
gelisah...mau berkata apa.
Lima menit kemudian.
kau memegang tanganku.
"Kau..adalah jawaban doaku"
gelisahmu pun sirna
"Tuhan, Maha Baik."
kau memegang tanganku.
"Kau..adalah jawaban doaku"
gelisahmu pun sirna
"Tuhan, Maha Baik."
Lima menit,
yang tak akan pernah terlupakan.
yang tak akan pernah terlupakan.
Bandung, 2 Maret 2015
No comments:
Post a Comment