Wednesday, January 1, 2014

MATA HARI : MATA-MATA ATAU PENARI?




Mata Hari. Nama yang terdengar sangat asing ditelinga orang Barat.

Mata hari, nama itu lebih terkenal dari nama asliku, Margaretha geertruida Zelle.
Aku seorang penari erotis di panggung klub malam di Paris.
Tarianku sungguh berbeda, liar, eksotik dan setengah telanjang.
Semua penonton berdecak kagum. Tarianku gabungan tari Serimpi dan modern. Tarian Jawa yang kulihat saat di Candi Jago, Malang.
Kostum tari, kuvariasikan dengan khas ketimuran. Lekuk tubuhku yang menawan mempesona, kulit kecoklatan, rambut terurai hitam legam.
Mana pernah orang percaya kalau aku berasal dari Belanda.

Awalnya aku wanita sederhana. dilahirkan di Leeuwarden, Frieskand di Belanda & Agustus 1876.  Aku wanita lugu, yang pernah menjadi guru Taman Kanak-Kanak. 

Tahun 1895 aku menikah di usia 19 tahun dengan laki-laki yang terpaut 20 tahun dariku. Rudolph Macleon seorang Perwira Tinggi Belanda. Setelah menikah aku dibawa ke Indonesia. Pertama kali aku tinggal di Semarang kemudian ke kota Malang, dari kota itulah aku meyukai tarian Jawa. Saat mengikuti tugas suami ke Sumatera, kesedihanku teramat dalam, saat putraku Norman meninggal karena keracunan. Kami kembali ke Belanda  tahun 1902 dan bercerai dengan suami.


Berwajah cantik dengan lekuk tubuh yang mengairahkan serta tarian  eksotik dan erotis serta kepandaian merayuku inilah yang menyeretku ke dunia baru : Spionase (mata-mata) memiliki kode rahasia H-21. 
Saat menjadi Stripper di Berlin, Agen rahasia Jeman merekrutnya.
Di banyak tempat aku melakukan affair dengan banyak orang penting. Saat ditawari mata-mata Perancis honorku sebesar 1 juta Frank.
Namun pihak Agen Rahasia Perancis pulalah yang berhasil menangkap dan menginterogasiku saat akan menyeberangi Perancis, untuk bertemu salah satu affairku.
Agen Rahasia Perancis menangkapku, dan menyakini, aku, Matahari sebagai: "The Greatest Women Spy". 
Matahari harus bertanggung jawab atas kematian beribu-ribu tentara akibat informasi yang kuberikan.

Mata Hari diadili di Pengadilan Perang dan dieksekusi Senin, 15 Oktober 1917.

Di depan regu tembak 12 Resimen Arteli. Di pagi buta yang dingin dan berkabut.
Aku, Mata Hari hanya memohon, biarkan aku berdiri memakai mantel buluku yang mahal, biarkan aku bak seorang The Lady menghadapi kematianku tanpa penutup mata...Dingin sepi aku terjatuh tak bernyawa. 

Aku bernama Mata Hari. Seorang Penari dan juga mata-mata seksi legendaris di awal abad 20.

Catatlah aku sebagai Mata-mata seks paling hebat saat perang... Mata Hari.

Foto: Source by Google
***

Kutulis cerita Mata Hari untuk mengenang saat aku berdiri di depan kelas.
Mata Pelajaran Sejarah kelas 3 Menengah Atas, kadang menjemukan.
Perlu kepandaian memberi antusias kepada anak didik.
Pelajaran Perang Dingin, selalu kuselipkan cerita tentang Mata Hari.
Untuk memenangkan peperangan, bukan peluru bermandi darah saja namun keelokkan dan cumbu rayu merupakan strategi jitu.
Itulah Wanita...
Wanita, kau sanggup meruntuhkan dunia!

Semoga bermanfaat.


1 comment: