Wednesday, October 30, 2013

MAMA...

Mamaku, Hj Ade Kusminie

Teringat ibuku,
Mama.. kupanggil ibuku.
Wanita paling kucinta,
selalu ada dalam suka dukaku
jika marah tak berani kutatap matanya
tapi tetap kucintainya..tak sedikitpun menyurutkan cintaku

Ma, maafkan daku yang belum banyak berbakti,
namun doaku selalu untukmu.
Ya Allah.. sehatkan badannya, panjangkan umurnya, limpahkan pahala dan berkah.
_________________________________


Mamaku wanita bekerja keras dan tidak bisa diam.
Sejak muda dan menikah hampir semua anggota keluarga baik dari pihak ibu dan bapak ikut bersamanya. Tante, om, adik, mamang bahkan orang lain. Di rumah begitu rame penghuninya.
Hebatnya, Bapakku menyediakan kamar satu untuk berdua, biarpun banyak orang. Kami tidak tidur berdesakan.
Rumah selalu saja tak rapi, maklum orangnya banyak, tapi rumahku selalu ramah menyambut siapa saja. Kebiasaan mama  selalu masak banyak, siapapun "mari makan bersama".
Makanan yang dibuat dengan porsi besar dan tidak mengada-ada.
Yang ku ingat, potongan ayam goreng mamaku besar-besar. Jika membeli durianpun satu orang satu.
Mamaku bilang, makanlah sepuasnya.

Mamaku adalah ibu rumah tangga sejati.
Baju kami dijahitnya sendiri. Mamaku seorang pengusaha pekerja keras.
Dari peternakan ayam petelur, catering , percetakan apa saja hingga kini.
Mengurus usaha keluarga kolam renang, grosir barang, bahkan air isi ulang.

 "Ma, berhentilah berdagang," saran kami, selalu ditolaknya.
 "Kalau mama berhenti dagang, nanti cepat pikun..Menulis Lunas aja lupa "

Dagang adalah bagian hidupnya, sekarang dagangpun hanya mengisi waktu nggak  jelas,
mama bilang Mama ini shadaqoh lewat dagang. Aku ingat,  saat kecil..tugasku memberi air minum ayam-ayam petelur kami, Jika sore akupun mengambil telur dengan ember..
Mamaku sangat sibuk jika ayam-ayam sakit, dengan cekatan memberi suntikan satu per satu. Melebihi seorang dokter hewan..usaha Ayam petelur berganti sejak pindah rumah.

Bapakku mendirikan percetakan tetapi mamaku yang menjalankan usaha itu,
Dari order barang, beli barang sampai pengiriman, selain percetakan Mamaku punya usaha catering. Setiap pagi,  dapur sudah mengepul.
Dandang-dandang besar sudah mengeluarkan asap.
Tukang masak semua sibuk dan sedari dini hari Mamaku sudah  pergi belanja bahan catering. Membeli Daging, ikan...Semua bahan di beli Mama sendiri plus mengatur menu makanan. Kadang kue basah sisa snack yang tidak dipakai dan masih banyak kukasih keteman temanku.

Di samping rumah ada percetakan. Itu membuat teman sekolah selalu senang bermain kerumah.
Banyak bekas kertas warna-warni yang bisa dijadikan buku.
Kami hidup sederhana tapi bersahaja.
Diajarkan kesantunan dan kasih sayang, menghormati sesama.
Hidup jangan berlagak seperti orang kaya, lebih baik bertebal dompet daripada banyak gaya.
Berdiri dan duduk sama sejajar
Itulah ajaran yang kuingat. Bangun rumahmu jangan berlebih dari tetangga
sekalipun orang tau kau anak orang berada.

Kasih sayang Mama  tiada terkira, pernah sewaktu Ospek mahasiswa di Palangka Raya
Pada masa itu aku di temani mamaku yang tinggal di Jakarta.
Hujan demikian lebat,  tidak ada mahasiswa yang pulang. tetapi alangkah mengharukan, Mamaku menjemputku dengan jas hujan. Aku begitu merasa..betapa ia sangat mencintai
Hujan deras sekalipun..mama jemput dengan motor berjas hujan

Ia selalu ada dalam hidupku.
dalam setiap pahit manis hidupku.
tetap saja membelikan make up untukku, atau membuatkan cincin emas untukku.
Aku tetap Een si gadis miliknya dulu..tetap tak berubah,
Apapun diberi dan dibelikan, apa tidak terbalik?
tap,i itulah Mamaku.
Selalu, selalu menghibur dan memberi kekuatan agar aku selalu sabar dan tegar

Hidup hanya sekali, jangan memboroskan waktu pada seseorang yang tidak mencintai
Tegas dan tegar.. pasti bisa.
Kekuatan seorang Mama  untuk anaknya teramat luar biasa.
Benar kata orang bijak:
Kasih ibu sepanjang jalan.
Kasih yang membawanya sampai kesurga

"I love you, Mama."
Selamat Ulang Tahun ke 65.
12 Juni 1948.

***








No comments:

Post a Comment