Image source by Google |
Panas terik nih hari kagak membuat Mahmud sama n'cang Ali surut buat bisnis kain di Afrika. Kebetulan kain suku Masaai pluss manik-manik lagi naik daun. Suku Masaai tinggal di alam terbuka yang sangat luas di antara Kenya dan Tanzania.
Sambil nunggu rekanan bisnis yang belum datang...berdua duduk dibawah pohon rindang.
"N'cang, gimane kalo tiba-tiba ada singa kemari "Mahmud tengak tengok..jadi gentar juga.
N'cang Ali diam bentar lagi mikir, "Tenang, Mud. Gua punya jurus pamungkas..lariiiiiiiiiiii "
Berdua jadi celingak celinguk, sapa tau...itu singa mau kenalan ama makhluk asing yang imoet tapi udah bandotan dimakan juga paling dilepeh lagi.
"N'cang singa dimari paling takut sama prajurit Masaai, ngacir duluan lihat suku Masaai."
Hah..kok bisaa. N'cang terpukau.
Seorang pemuda Masaai akan dianggap prajurit sejati. Untuk menjadi pria dewasa harus melalui proses inisiasi yang berat. Pemuda Masaai di wajibkan membunuh singa seorang diri. Membunuh singa bukan dimaksud unjuk kehebatan tetapi bertujuan untuk melindungi ternak dari pemangsa buas seperti singa.
Suku Masaai sejak jaman leluhur terkenal peternak yang ulung. Mereka mengembara berhari-hari di alam yang luas dengan membawa jumlah sapi yang banyak. Jumlah hewan yang banyak juga sebagai simbol kekayaan keluarga. Jadi demi ternak satu nyawa singa sama dengan satu nyawa hewan yang dibunuh singa.
Selain inisiasi wajib membunuh singa seorang diri, satu lagi ritual upacara menjadi seorang pria, prajurit dan pelindung desanya..pemuda melalu proses inisiasi ritus yaitu di sunat
Remaja Masaai memiliki ritual peralihan kedewasaan, sekitar usia 10 atau 15 tahun untuk menjadi Prajurit muda (morani). Malam sebelum ritual, setiap anak laki-laki dibawa masuk di hutan dan kembali sebelum fajar. Setelah kembali ke perkampungan, mereka diharuskan minum susu segar dicampur darah sapi kemudian baru disunat.
"Mud...N'cang juga disunat. Jaman dulu kaga pake bius-biusan. Pagi buta N'cang dibawa ke sungai direndem di air dinginnn pas masih mengigil, b'engkong main sunat kaga berasa soalnya udah kebal kaya es. Orang dulu pinter banget ya...cari cara sunat kaga dibius "
"Ah... En'cang. Sunat sih sama dimari juga kaga pake bius, bedanya itu pekakas diukir, N'cang...mau diukir...seksaaa tau." jawab Mahmud.
Makanya sekarang lagi tren cewe bule mencari kenikmatan mau bayar mahal pria Masaai namanyan Jungli Gigolos...gile benerkan.
Suku ini punya tradisi unik aneh yaitu mengijinkan para pria dewasa menjadikan siapa saja wanita didesanya sebagai kekasih, selama wanita itu menikah dengan pria yang seumur dengannya. Jadi bila seorang pria ingin berhubungan seks dengan wanita bersuami, dia tinggal meletakkan tombaknya diluar rumah wanita. Jika suami dari wanita itu pulang dan melihat tombak di depan rumahnya, ia akan pergi menjauh dulu atau pura-pura tidak tau.
Belum habis cerita.didepan berdiri lima orang suku Masaai
Pria tinggi langsing mengenggam tombak di salah satu tangan dengan kain merah melilit di pinggang dan ditaruh dibahunya... senyum yang lebar memperlihatkan barisan gigi bersih putih,
berhias kalung manik dengan rambut dikepang, tampak anggun dan menawan.
"Suku Masaai The Warrior, pantes singa ngacir, takut duluan. Cewe bule mampir ...waduh gua kalah jauh "dalam hati N'cang.
Si Mahmud sibuk berbisnis. Puas jual beli berdagang...
N'cang hanya diam jadi saksi ...
Suku Masaai yang hidup dengan tradisi leluhur, mereka hanya tau saat matahari terbit dan saat matahari tenggelam. sederhana dengan kesehajaan.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih sumber google dan sumber lainnya.
*Petualangan Ncang Ali kemarin Suku Mursi
No comments:
Post a Comment