Pagi Minggu yang membuat aku tertawa, tentang Meggie. Maaf ya, Meggie...
Dia ingin membuktikan diri sebagai penjantan yang pemberani.
Meggie, kucing jantanku memperlihatkan kegagahannya di hadapanku. Melawan jantan-jantan di sekitar rumah.
Meggie, kucing jantanku memperlihatkan kegagahannya di hadapanku. Melawan jantan-jantan di sekitar rumah.
Meggie Boy, gantengnya maksimal |
Sebelumnya, kuperkenalkan dulu, beberapa kucing jantan, salah satunya.
Tabby
Di lingkungan rumah, ada si Tabby. Jantan tua bercorak loreng. Nama yang kusematkan sendiri padanya. Sekalipun kucing liar, aku selalu memberi nama pada mereka. Bentuk penghormatanku, bahwa mereka punya 'nama'. Jadi, jarang aku memanggil dengan 'Mpusssss'. Aku suka memanggil dengan nama: Tabby. Sebenarnya, kucing ini milik jiran di lain Rukun Tetangga.
Herannya, mengaku pemiliknya, tapi nggak pernah diberi makan, dibiarkan lepas dan liar. Boro-boro dikasih makan, masuk rumah, nggak boleh, apalagi kasih sayang. Kasihan nasibnya.
Akhirnya, saban hari, duduk di depan rumah, kuberi jatah makanan.
Cilakaknya, betina tomboiku, Mama Loli Toti, tak pernah akur dengan setiap kucing yang singgah.
Selalu dihalau, dengan segenap kegarangannya, meraung bak singa betina (eh! kucing ding)
Pokoknya, guaaalakkkkk.
Makanya, kalo si betina tidur didalam rumah, *centeng cantik lagi ngaso*
barulah, si Tabby atau kucing lainnya baru bisa leluasa untuk makan di teras rumah. Kadang, aku membelai kepalanya, dia hanya diam. Badannya penuh luka cakar, tubuhnya menua.
Herannya, mengaku pemiliknya, tapi nggak pernah diberi makan, dibiarkan lepas dan liar. Boro-boro dikasih makan, masuk rumah, nggak boleh, apalagi kasih sayang. Kasihan nasibnya.
Akhirnya, saban hari, duduk di depan rumah, kuberi jatah makanan.
Cilakaknya, betina tomboiku, Mama Loli Toti, tak pernah akur dengan setiap kucing yang singgah.
Selalu dihalau, dengan segenap kegarangannya, meraung bak singa betina (eh! kucing ding)
Pokoknya, guaaalakkkkk.
Makanya, kalo si betina tidur didalam rumah, *centeng cantik lagi ngaso*
barulah, si Tabby atau kucing lainnya baru bisa leluasa untuk makan di teras rumah. Kadang, aku membelai kepalanya, dia hanya diam. Badannya penuh luka cakar, tubuhnya menua.
Semua kucing, takut dengan si Tabby. Sayangnya, Tabby termasuk kucing galak, tak heran selalu berkelahi dengan kucing-kucing di rumah Mama Loli, Odi, Coki dan Bonnie, kecuali Meggie. Mereka bahu membahu melawan Tabby.
Kucing jantan ini, siap pula menyerang menerkam. Ahhh, aura tabuhan genderang untuk berperang.
Aku sampai heran dan menyerah, kenapa mereka tak pernah akur.
Kucing jantan ini, siap pula menyerang menerkam. Ahhh, aura tabuhan genderang untuk berperang.
Aku sampai heran dan menyerah, kenapa mereka tak pernah akur.
Bagaimana dengan si alay Meggie.
Dalam batinku, pasti Meggie ingin juga menunjukkan kejantannya sebagai pejantan.
Dalam batinku, pasti Meggie ingin juga menunjukkan kejantannya sebagai pejantan.
Pagi ini, Meggie membuktikan.
Tabby lagi santai di depan rumah |
Meggie, jagoan mulai mendekat dan mengendap |
Mengumpulkan keberanian, semakin mendekat. Lihat reaksi Tabby |
Mendekat, ngajak berkelahi.... Yuhuuuu, helowwww |
Malah si Tabby, melengos nggak perduli... "Kenapa, Paman Meggie" tanya Odi |
Yaaaaa...Malah pergi. Kagak mau kelahi. Si Meggie yang kecewa |
Centeng Cantik Mama Loli, Mengawasi dari dalam pagar rumah. Damai, damai saja. |
No comments:
Post a Comment