Aku berada di langit tanpa kuas.
Biru menghampar tak berawan
lelaki wanita ramai berjemur
hanya memakai celana dalam.
tak ada kata malu, itu biasa.
Aku suka di sini, dengan empat musim.
Tak pernah bosan.
Walau, batinku menjerit
Hidup bosan, mati tak mau.
'senang' kata untuk menghibur diri.
Aku bebas di sini.
Tanpa beban, komitmen dan tangungjawab.
Aku diantara kecipak air.
Aku punya mimpi, tapi tak harus kau tau.
Bertahun di sini, melajang
itu hanya status.
Aku dikelilingi banyak teman.
wanita....mereka bersuami.
lelaki....sama melajang.
Aku bergelut dalam hidup.
Terdiam sesaat, menginggat
"jika tua, mau tinggal dimana?"
bertanyaan darimu.
"Di sini."
Itu keputusanku.
Hidup di Eropa, adalah mimpi semua orang. Tak semua bisa kemari.
Disini, semua fasilitas, dijamin.
Udara yang sejuk.
Aku sudah terbiasa bertahun di sini.
Kalau aku pulang ke tanah air, dan ingin kembali ke sini, akan susah mengurus surat surat tinggal...itu merepotkan.
Disini, seperti kebanyakkan pendatang.
Hanya pulang ke tanah air, untuk holiday.
Semua, sudah merasa nyaman di sini.
Aku hanya menjalankan hidup ini.
Untuk hari ini.
Aku tak tau, hidupku nanti.
Disini, melajang itu biasa.
Bukan menjadi beban.
Disini, aku menghabiskan hari.
Aku diantara siang yang panjang.
Kutulis, hatiku untukmu.
menjawab,setiap pertanyaanmu.
"Kalau begitu jadi orang Eropa saja"
kata-katamu, menghujam jantungku.
Bisa saja, berganti warga negara kalau aku mau.Tapi, belum terpikir olehku.
Aku hanya, tak ingin pulang.
'untuk saat ini'
***
Di benua lain, bermandi matahari.
wanita itu menarik nafas sesak.
Jika kau tak kembali.
lalu, untuk apa semua ini.
Sia-sia aku menanti.
Haruskah, aku akhiri semua ini?
***
Diantara Eropa dan Indonesia
7 Juli 2015
No comments:
Post a Comment