Awas!
Satu kali kau, salah melangkah.
Bibir mulai berdusta.
Tingkah lakumu mulai berubah
Tak pernah lagi, kau, balas rasa rindu.
Bahkan, sengaja, tak kau jawab telepon.
Awas!!!
[bicara pada dinding.]
Maki Lola meninju udara.
Satu kali kau, salah melangkah.
Bibir mulai berdusta.
Tingkah lakumu mulai berubah
Tak pernah lagi, kau, balas rasa rindu.
Bahkan, sengaja, tak kau jawab telepon.
Awas!!!
[bicara pada dinding.]
Maki Lola meninju udara.
Demi harga diri, tak mau aku hubungi dia. Di anggap apa aku ini nanti.
Ngejar brondong, cuih!
Sebenarnya, aku sadar.
Lelaki itu.
Ndak level-lah untukku.
Ngejar brondong, cuih!
Sebenarnya, aku sadar.
Lelaki itu.
Ndak level-lah untukku.
Emang, lu siapa?
Modal tampang Rastaman doang.
Kagak tau apa, siapa Lola?
Lady biker, banyak talenta
Bahkan udah berapa kali masuk televisi.
Nah, lu! apaan...maki Lola.
Bicara pada dinding.
Modal tampang Rastaman doang.
Kagak tau apa, siapa Lola?
Lady biker, banyak talenta
Bahkan udah berapa kali masuk televisi.
Nah, lu! apaan...maki Lola.
Bicara pada dinding.
[Lola, mondar-mandir, tak tentu]
Jujur, aku, janda kaya.
Tinggal menikmati hidup.
Chivas, tegukanku.
Cukuplah harta dari mantan suamiku.
Manager perusahaan asing. Mainan di hotel berbintang, itu sudah terlalu biasa bagiku...Kamu, apaan.
Jujur, aku, janda kaya.
Tinggal menikmati hidup.
Chivas, tegukanku.
Cukuplah harta dari mantan suamiku.
Manager perusahaan asing. Mainan di hotel berbintang, itu sudah terlalu biasa bagiku...Kamu, apaan.
Siapa sih tak kenal.Women on Wheels.
Aku...Lola.
Memacu laju motorku.itu kerjaan.
Semakin nge-gass, gila! adrenalinku sampai ubun-umun. Bahkan aku terangsang dengan deru motorku.
Motor ini saja harganya Rp 53 jeti.
Belum tambahan cat dan asesori.
Lah kamu,! cuman motor tua mercy.
Ndak level.
Aku...Lola.
Memacu laju motorku.itu kerjaan.
Semakin nge-gass, gila! adrenalinku sampai ubun-umun. Bahkan aku terangsang dengan deru motorku.
Motor ini saja harganya Rp 53 jeti.
Belum tambahan cat dan asesori.
Lah kamu,! cuman motor tua mercy.
Ndak level.
Awas, ancam Lola.
Di bantingnya hape yang diam.
Awas, ya, Kamu.
Hanya terlempar di desahan nafasnya.
Ancaman yang padam.
tak pernah terucap di depanmu.
Awas!
Bicara pada dinding.
Di bantingnya hape yang diam.
Awas, ya, Kamu.
Hanya terlempar di desahan nafasnya.
Ancaman yang padam.
tak pernah terucap di depanmu.
Awas!
Bicara pada dinding.
Jadi bingung dengan perasaannya.
Benci menanti,
tapi juga terlalu cinta.
Benci menanti,
tapi juga terlalu cinta.
Hai, lelaki muda.
Kau pandai menjerat hatiku.
tak biasa.
Aku merasa geram
bercampur kasmaran, maki Lola.
Kau pandai menjerat hatiku.
tak biasa.
Aku merasa geram
bercampur kasmaran, maki Lola.
Tituttt.
"Darling, aku sibuk kerja."
Pesan singkat, bagai percikan embun.
Makjleb....hatinya berubah.
Kok bisa....
Geram menghilang.
Sumpah serapah sirna seketika
"Darling, aku sibuk kerja."
Pesan singkat, bagai percikan embun.
Makjleb....hatinya berubah.
Kok bisa....
Geram menghilang.
Sumpah serapah sirna seketika
Cupid, dewa cinta berada di atas para.
mengerutu melemparkan panah asmara.
"Ndak level.
jika cinta...
buang jauh, level-levelan."
Cupid mengaruk kepalanya.
mengerutu melemparkan panah asmara.
"Ndak level.
jika cinta...
buang jauh, level-levelan."
Cupid mengaruk kepalanya.
Tau rasa kau, wanita.
Sindir Cupid.
Cinta tertancap tepat di hati Lola
Cupid tersenyum sinis.
Melihat Lola
bagai orang gila.
Sindir Cupid.
Cinta tertancap tepat di hati Lola
Cupid tersenyum sinis.
Melihat Lola
bagai orang gila.
Bogor, 8 April 2015
No comments:
Post a Comment