Catatan Mama...
" Mamaaaaaaaaa "
Segera kubuka pintu, anakku melempar tasnya, membuka bajunya, "Capeeeee!"
Gedubrak blek...dilempar tubuhnya ke atas ranjang ditarik selimut dan dinyalakan AC.
Tak tau hujan badai, AC harus selalu dihidupkan.
Blesss langsung tidur...pulas di balik selimut tebal.
Anakku yang kini sudah dewasa, tidak pernah berubah.
Aku tau mottonya TIDUUURRRR ITU NOMER SATU.
Suruh dia memilih, main atau tidur ?
TIDURRRR
Sudah makan atau belum, yang penting tidur.
***
Gadis kecilku yang lucu berbadan gemuk.
Saat teman asik bermain tali, ia malah pulang untuk tidur siang.
Saat temannya main boneka berbie di rumah dan berceloteh dengan khayalan tingkat tinggi. Anakku malah tergeletak, pulas ditempat tidur meninggalkan temannya.
Saat acara ulang tahun tepat jam dua siang, sudah menjadi kebiasaan, anakku datang tepat orang sudah bubaran dia baru datang. Tidur siangnya tidak bisa ditinggalkan.
Sampai akhirnya aku harus memanggil guru privat mengaji kerumah.
Bagaimana bisa pergi ke Madrasah jam tiga sore, anakku malah tidak bisa bangun dari tidurnya. Tidur memang kenikmatan yang tiada tara baginya
Kupikir, ia berubah saat menginjak remaja.
Ternyata..setiap teman sekolah SMP bermain bahkan menginap di rumah.
Para gadis asik berdandan dan berfoto, main game dikomputer di kamarnya.
Ladalahhh...ku intip. Apa yang terjadi... Remajaku malah tertidur pulas diranjangnya.
Lalu buat apa teman bermain kerumah...gadisku yang tidak berubah.
Kadang ia akan mengerutu jengkel, "Kapan sih pulang? main lamaaa bener. "
Temen datang bukannya seneng, malah gelisah menghalangi tidur siangnya.
"Bawa temannya main kesini, nanti mama buatkan spagetti, " saranku agar ia punya teman dan tidak merasa sepi sebagai anak tunggal.
"Nggak usah, bikin repotttt ", malah memilih tidur dan asik dengan kegiatannya, ia terbiasa dengan kesendiriannya.
***
"Mama, hari ini Ica mau nginap di rumah teman, ya. Rame-rame kok, Maa"
Aku memperbolehkan menginap yang pertama kalinya di saat SMA.
Kupikir ia akan menikmati saat berkumpul dengan sahabatnya, berbagi cerita dan bersama berbagi tempat tidur...ternyata, tepat jam sebelas malam, anakku malah pulang.
Loh !!!. aku terpana dan heran...kok pulang?
"Apa enaknya menginap, tidur berdesak-desak apalagi ranjangnya nggak empuk"
Anakku...lelap di kamarnya.
Itu adalah acara nginap pertama yang gagal dan ia tidak pernah menginap lagi, lebih baik memilih pulang sekalipun sudah tengah malam.
Ini terakhir ia menginap menemani temannya saat kuliah,
"Apa enaknya menginap? mana Ica nggak kuat pake kipas angin"
Ealahhhh..tetap tidak berubah. Ia hanya menginap jika urusan kuliah dan bekerjaan, itupun terpaksa.
Anakku, tetap tidak merubah : Tidur itu nomer satu.
Dan kamar adalah tempat ternyaman baginya.
Sebagai seorang ibu, dan pernah menjadi seorang guru. Aku puas menghadapi berbagai macam prilaku anak remaja. Aku menyadari, mengapa ia mencintai rumah dan kamarnya.
Kuciptakan tempat yang nyaman, ranjang yang empuk dan udara yang meyejukkan.
Aku menjadikannya bukan sebagai anak, tetapi sahabat, teman tempat ia mencurahkan segala isi hatinya dan tidak ada rahasia di antara kami.
Disitulah letak, ia selalu ingin pulang dan tidur dengan pulas tanpa gangguan pertengkaran dengan saudara dan menikmati dirinya sendiri.
Jadi, jika seorang anak, lebih memilih menginap di rumah teman.
Pasti ada sesuatu sebagai alasan, rumah yang sempit, atau saudara yang banyak.
kondisi yang itdak mendukung menyebabkan prilaku tersebut.
Itu adalah sebagain pengalamanku menghadapi seorang anak tunggalku
Kutulis catatan ini, saat ia tertidur lelap.
Entah mimpi apa yang membawanya dalam seulas senyum
Tidurlah, Nak.
Mama mencintaimu.
Selakopi, 12 Desember 213.
11: 51 PM.
***
No comments:
Post a Comment