Wanita itu hanya menunduk dalam diam, hanya mendengar.
"Apalagi facebookkannn. Orang yang pastii tak punya pekerjaan"
Bla blablablabla...hanya masuk kuping kiri keluar ke kuping kanan. Kata-kata yang sangattttt bagus itu, terlalu sulit dicerna apalagi di endapkan.
Sudah kukatakan, aku ini jualan online dari BBM dan Facebook.
Kubilang, aku ini punya komunitas yang sehobby, Apa salahnya saling cerita? Lumayan, sambil jualan wong ndak kena pajak dan gratis iklan.
Sebegitukah pandangan orang yang tidak mengambil sisi positif dari media sosial?
Sudah kujelaskan. Orang yang tidak punya kerjaan, yang chating tidak tau juntrungnya,itu selingkuh.
Sudah kukatakan, orang yang inbox, suka bertanya yang ndak jelas...itu baru dibilang 'tidak punya kerjaan'. Mengerti tidak!
Jangan selalu memandang jelek. Bilang saja, 'kamu cemburu'.
Satu point untuk menilaimu.
***
"Kenapa bajumu? harusnya... " tidak sempat dilanjutkan, sudah membuat hati tertekan.
Selalu begitu...selalu dilarang. Baju itu salah, baju ini salah. Harus begini begitu. Aturannya banyak sekali. Berkata 'Aku' saja di bilang ndak boleh...harus 'saya'.
Makan tidak boleh banyak nanti melar, minum es membuat perut buncit, blabalablaaaa.
Aku bukan anak kecil, menyedihkan selalu salah dan dilarang.
Hargai caraku bukan dengan aturan dan larangan, sedang aku tidak pernah mencelamu.
Hanya mengendap dihati.
dan sekarang muncrat!
Waktu yang cukup singkat untuk memberi beberapa point untukmu.
Terlalu banyak perbedaan.
Bahkan menyatukanpun susah.
Bagi dia, itu dianggap biasa tapi bagi Sulastri, sangat menyiksa.
Wanita itu keluar dari mobil mewah lelaki setengah baya duda mati.
Mobil yang tidak menyilaukan hati, rumah mewahpun tidak mengiurkan.
"Cukup sampai disini..terlalu banyak perbedaan" .
Laki-laki itu hanya melonggo, tidak percaya.
Perbedaan seharusnya sebuah jalinan manis untuk saling menerima
bukan sebagai jurang sebuah ego...
: Bogor, 18,19,20 desember 2013.
***
No comments:
Post a Comment