"Ini ngarannya Lambiding".
Kalahai, dalam hatiku.
Nggak mau berdebat..yang pasti itu nama dalam bahasa daerah Bakumpai, lambiding.
Yang pasti, itu jenis paku pakuan yang banyak di belakang rumahku, kalakai.
Kalakai tumbuh liar di lahan kosong yang berair di Palangka Raya.
Aku sering memetiknya sendiri, pucuk atau ujung dengan panjang 15 cm.
Ada dua jenis kalakai berwarna hijau dan merah, tetapi biasanya yang di konsumsi untuk sayur yang berwarna merah. Sebagai orang awam, aku hanya tau bahwa itu bagus untuk menambah darah bagi yang habis melahirkan atau anemia. Secara umum aku tidak tau, kandungan zat yang ada.
ealahhhh! ternyata kelakai banyak mengandung zat besi, beta Caroten, dan kaya vitamin c.
Saat aku melahirkan anakku, mamaku, almarhum Tampi ku dan almarhum paman tercintaku, Irwansyah memasakkan untukku.
Memasak sayur kalakai (Juhu Kalahai) gampang sekali. Bawang berah, bawang putih, garam dan merica diulek halus (takarannya ya, kira-kira saja) kemudian ditumis masukkan kalakai tambahkan sedikit air.... Selesai, siap disantap.
Menjadi kebiasaan orang Dayak sehabis melahirkan, tidak boleh makan ikan yang berlendir, jadilah ikan asin Haruan (Gabus) menjadi menu utama plus sayur kalakai. Sederhana tapi enak serasa di surga.
Kini setelah tinggal di Bogor, tak pernah kutemui lagi sayur kalakai.
Sayur khas Kalimantan yang banyak manfaat.
Jika ku pulang kampung nanti...'Pulang kampung nih'
Ada nggak my friends yang mau mengajak makan bersama?
Sayur Kalakai, ikan asin haruan diatas nasi plus sambel kandas terasi, itu saja yang kumau.
mau balas dendam..lamaaaaa nggak makan sayur kalakai.
( Aku yang di rantau , Een )
____________________________________________
Kalakai nama Botani : Stenochlaena Palustris.
Sejenis paku pakuan salah satu anggota dari suku Buechnaceae.
Habitat di lahan berair mengandung Zat besi (fe), kaya Vitamin C dan Beta Caroten
____________________________________________
No comments:
Post a Comment