Kalimat tanpa spasi. Aku hanya ingin menulis dan terus menulis, tentang kucingku, cerita hidupku dan semuanya.
Pages
Sunday, December 29, 2019
Kerinduan Rambo Kucing Pada Bapak
Monday, December 23, 2019
Kasih Sayang Ibu
Seorang ibu akan berusaha agar anaknya hidup.
Namun kadang, seorang anak akan berharap segera ibunya mati.
Seorang ibu bisa menghidupi banyak anak. Tapi anak tak sanggup memghidupi seorang ibu
.
Jaman sekarang. Itulah yang terjadi, apalagi kalo ibu mulai tua dan pikun. Sudahlah menunggu-nunggu kapan matinya. Apalagi kalau warisannya banyak.
Apa itu hanya pemikiranku.
Itu realita.
.
Anak, anugrah terbesar dari Allah. Anak menjadi kekuatan untuk tetap hidup
bertahan demi Anak.
Pontang pantibg mendidik. Tak adqpun, di ada-adakan. Demi anak mencapai cita-cita agar mereka bisa mandiri.
itulah orangtua, apalagi ibu, apapun bisa diperankan asal anaknya bisa menkadi baik kehidupan.
Dari tarikan nafas. air susu yangbdiberikan tak akan bisa membalas lasih sayangnya.
Tak heran, surga itu di bawah telapak kaki ibu.
Doa ibu adalah pintu-pintu yang segera di ijabah Allah.
.
Sungguh, tega sekali jika anak menjadi kasar, durhaka pada Ibunya.
Merasa dirinya paling benar, paling segalanya. Padahal seujung kukupun tak artinya bagi seorang ibu.
.
Aku selalu berjanji pada diriku, akan tetap tinggal di rumahku, tidak akan menumpang di rumah anak.
Tak akan merepotkan, menjadi beban.
Dalam doaku, mudahkan aku, jika sakit tak usah berlama-lama.
Jadikan husnul khotimah, tanpa merepotkan orang banyak.
.
Hari ini aku bertamu pada seorang sepuh di perumahan.
"Saya tak akan merepotkan dan menjadi beban anak-anak"
Sungguh, aku akan mencontohnya, seperti juga alm. Mama, sampai akhir hayatnya tak pernah menjadi beban anak..Bahkan sebaliknya masih saja memberi pada anaknya. Maafkan Een belum bisa membahagiakan Mama
"Allah memberi rezeki lebih ke Mama.." jawaban Mama yang selalu diulang ulang.
Ya Allah, berilah tempat yang Mulya di sisiMu, untuk Mama dan Bapak
Aamiin.
Sunday, December 22, 2019
Terkenang Mama
Mamaku penyandang diabetes, hingga telapak kakinya selalu terasa dingin seperti es.
Tak heran mama selalu memakai kaos kaki tebal, aku namai kaos kaki tawaf.
Oleh-oleh yang Mama nanti hanya kaos kaki tawaf yang lebih mudah di dapat di Pasar Kembang Bogor, di kampung Cikalahang jarang ada.
.
Teringat kembali masa remajaku.
Aku paling sering disuruh Mama, mungkin karena sudah bisa mengendari kendaraan...
Kadang, Mama membawa berjualan telur ayam hasil perternakan kami sendiri di Palangka Raya tahun 1980. Kala itu aku masuh kelas 5 SD
Aku suka dibonceng Mama untuk membawa telur untuk diantar ke pembeli.
Sampai dewasa, Mama..paling sering menyuruh, belum satu pekerjaan selesai, sudah disuruh. Selain disuruh paling sering diomelin.
.
"En, ganti bed cover Mama ya" tanpa diminta, itu kamar besar sudah aku bersihkan. Sedot debu, sikat kamar mandi, lipat pakaian dan merapikan pembukuan Mama.
Tak heran, aku tau dimana Mama meletakkan barang-barangnya.
"En ambil inii...ambil itu."
.
Baru kini aku menyadari.
Tak ada lagi yang menyuruhku.
Tak ada lagi yang mengomelinku (aku baru sadar, diomelin Mama karena Mama tak sungkan denganku) kalondengan anak yang lain, Mama
Baru kurasa, setelah Mama Bapak tiada.
Alangkah bahagianya, ada yang membutuhkan kehadiran kita.
Menanti kedatangan untuk pulang kampung.
Tak ada lagi yang menyuruh
"En, buat sayur sop gurami." makanan kesukaan Bapak.
Tak ada yang pagi-pagi menyuruh membuat spagetti, seblak, juhu asem kesukaan Mama.
Tak ada lagi yang menelpon di pagi hari
Tak ada lagi yang menasehati.
Malaikat tak bersayap di dunia telah tiada.
Tiada lagi yang tak henti-hentinya berdoa untuk kebahagiaanku.
Tak ada.
Rumah besar
Kamar besar
Kini sepi tak berpenghuni.
Sepiii.
Nasehatku pada kalian yang masih punya orangtua.
Selagi hidup, berbaktilah.
Sempatkan waktu untuk mereka.
Jangan marah jika dinasehati.
Karena nasehat orangtua adalah kumpulan dari perjalanan hidup.
.
Kini hanya doa sebagai kado buat Mama Bapak
Selamat hari Ibu, ya Ma
22 Desember 2019
Saturday, December 21, 2019
Apa yang Kamu harapkan dengan Anakmu?
Menjadi anak sholehah.
Berguna bagi agama, dirinya sendiri, orang lain, itulah harapan semua orangtua.
.
Semenjak kecil anakku sangat keras sebagai anak tunggal.
Tidak terlalu dimanja karena sejak kecil karakternya sangat mandiri.
.
Tugas pertama setelah melahirkan (36 jam) sebagai Mama, memberikan nama terbaik.
Mendidiknya dari SD sampai SMP di sekolah Islam Terpadu, semua ku lakukan agar akar agama Islamnya tertanam kuat. Diajarkan ilmu agama sedari dini agar menjadi dasarnya kelak.
Saat SMA sengaja di sekolahkan di sekolah Umum negeri. Kelak dia harus tau ada lingkungan dan agama yang berbeda.
Susah payah menabung untuk kuliah di sekolah dua bahasa, Inggris dan Indonesia.
Kemudian, kembali pada anak itu sendiri.
Bagaimana dia membentuk dirinya, aku hanya berdoa.
Sebelum menikah, ia anak yang baik, bahkan dewasa. Semenjak aku berpisah.
Kami menjalani hidup dengan bahagia, menunjukkan kita bisa melalui bersama.
Kenapa setelah menikah dia berbeda?
Tak seperti dulu yang kukenal.
Tahun ini aku lebaran haji sendiri. Aku tak.masak.opor ayam seperti lebaran tahun lalu. Aku menyibukkan diri,.ikut menjadi seksi konsumsi, m.makan setelah sholat Idul Adha. Rame.yang antri makan, kesedihanku mendadak sirna.
Sebenarnya alasan tak pulang Lebaran haji, tak bisa kuterima, hanya karena suaminya kerja ( tak libur), Logikanya, Bisa kan anakku bisa pulang duluam, nanti suaminya.menyusul
Berapa sih, jarak Jakarta-Bogor, dekattt. Sebuah alasan yang membuat hati ini sakit. Tapi aku berusaha berdamai.
Inilah saatnya aku tak berharap lagi.
Mungkin dia merasa sudah milik suaminya.
Bahkan sikap kerasnya semakin menjadi-jadi.
Sebagai Mama, wajarlah menasehatinya agar berubah.
Kalo pulang ke Bogor, jangan tidur saja. Belajar...coba cuci pakaian kalian(biasanya ya aku, pakaian kotor ditinggal di pojok kamar, masa begitu). Sapu lantai dan lain, jangan menunggu disuruh.
.
Sebagai penjual produk sendiri, aku berharap anak, mantu juga suami mau membantu menjualkan. Hanya lewat Instagram(online)
Lamaa ku tunggu, tak ada reaksi, aku tetap berjualan sendiri.
Dulu, kalo jualan orang lain, anakku giat promosi.
Dia lulusan jurusan periklanan. Tapi untuk menjual produk Mamanya sendiri...Nonsense.
.
Aku menasehatinya di ruang keluarga, ia diam saja di dalam kamarnya.
Aku kemudian sholat dan tertidur sebentar.
.
Sudah kuduga.
Dusun (tidak sopan dalam bahasa Sunda).
Pergi tak pamit pada Mamanya.
Seprei dibiarkan, pakaian kotor disembunyikan (seperti biasa)
Perih hati ini.
Dinasehati demi kebaikan, langsung minggat.
Kesedihanku, rasa sakit diperlakukan begini, sudah terlalu sering.
Jika aku tau, Nak...dulu selagi muda, aku akan berusaha melahirkan anak yang banyak, biar beragam polah tapi bahagia.
Ini cuman satu, tapi sering menyakitkan hati.
Sampai saat ini, bahkan aku lingkar tanggal di dinding atas sikapmu, aku berhenti berharap.
Tak akan lagi berharap.
Silahkan semau hati merasa sudah lebih dewasa dan pintar.
.
Tak lagi
Tak lagi, Nak
Berharap darimu.
Kucari bekal, pundi-pundi akhiratku, tanpa banyak berharap.
Di dunia saja, sering melupakan Ibumu.
Apalagi kelak aku mati.
Mungkin menangis dan ingat cuman tiga hari.
.
Bogor, sehari menjelang hari Ibu...
Tuesday, December 17, 2019
Dental Crown
Jangan makan ketan, nanti gigi palsu ketelen.
Kretek, ada yang keras tergigit, hampir tertelan.
Ternyata gigi crownku terlepas.
Makanya jangan suka ngetawain orangtua, sekarang baru merasa. ihikkkk...
Monday, December 16, 2019
Antara Ikan Etem dan Petai Pereda Marah
.
Ini kan tangung bulan, dompet belanja sisa Rp 5.000,-
waduh, nggak ada apa-apa untuk di makan. Nasi sudah dimasak. Terpaksaaa...harus ke depan ambil uang di ATM Bakso Keraton. Sekalian beli soto Bogor aja deh.
.
Aku sudah siap berangkat, walau hujan belum selesai. terpaksa.
La laaaaa laaaa napa juga ini motor Honda, kemarin sudah diperbaiki mantu, ganti cakram dan kampas rem. Harusnya sudah greng dong ya.
Tapi ini, maju mundur nggak bisa, roda nggak muter sama sekali. Ampunnnn Gusti, aya aya wae.
.
Terduduklah aku di ayunan teras depan.
Ya Allah, ada apa lagi ini motor?
Langsung hilang moodku
Asa urang rek alungkeun yeuh.
Tiba-tiba hujan.
Bressss....deras lagi.
Tanda nggak boleh keluar rumah (walau ada mobil, males banget nyetir)
Ya sudahlah, besok saja urusannya.
Aku salin pakaian dengan daster, pergi ke dapur.
Buka lemari penyimpanan.
Alhamdulillah, ada 2 lonjor petai.
Petei jeung sambel, enakkkk pastinanya (langsung semangat)
Biar petai itu bau, tapi...kalo suka mau bilang apa. I love u full peteui. Sumpah!
Duh Gusti, aya si Etem.
.
Tau kan Etem?
Sunday, December 15, 2019
Kucing Bodohku
Ada yang bodoh sekali.
Menjengkelkan tapi ada alasan yang tak bisa kita memarahinya, apalagi membuangnya.
.
Ada banyak kucing di rumah ini, semua pintar, bisa di didik pup dan pip di wc belakang. Aku tinggal menyiramnya saja.
Bahkan dua kucing kecil yang kutemukan merana di jalan, Jolie dan Jonnie saja bisa dengan cepat belajar Pup dan pip di belakang.
Aku sangat bangga dan sayang, tapi Allah lebih sayang pada mereka.
Jolie dan Jollie terkena virus mematikan, hanya berselang seminggu mereka pergi satu per satu.
.
Ada dua kucing mix ras di rumah ini dan teramat bodoh.
Kucing yang diambil tetangga sebelah rumah dari pinggir jalan ternyata sakit diare parah. Tak sanggup mengobati dan ngasih makan, diserahkanlah si Carla padaku.
Suka Pip dan modol di tengah rumah.
Tidak bisa dididik. di ajarin dengan cara apapun, tetap ngeyel.
Carla tidak betah di dalam rumah, (habis di bully si Loli) Carla memilih tinggal di atap. Lantas Aku sediakan rumah khusus di atas garasi supaya tidak ada kucing yang bisa mendekat ke Carla.
Setahun tinggal di atap, ruang tengah aman, aku nggak tau di mana Carla modol, turun ke bawah juga jarang.
Dirikulah yang mengalah, memberi makan dan minum di rumah khususnya.
.
Nah, dua hari ini, kenapa ada saja sebutir tai kucing(mirip kerikil) jatuh di teras loteng belakang, area menjemur.
Dicari-cari, si Carla kurek kurek itu atap plastik. Alahmak! bertumpuk tai di situ. Carlaaaaaa.
Ada-ada saja. Pantaslah, selain hujan air jatuh juga hujan tai si Carla.
.
Sebenarnya aku lelahhhh, pleaseee
Tapi kalo dibiarkan nggak dibersihlan Carla akan menumpuk di situ lagi.
Hujan lebat sore ini, aku ambil kursi, sikat itu atap...Siram itu atap.
Yaaa beginilah, nasib!
Selesai beberes, aku mandi keramas sebersih-bersihkan.
Kucing mix ras yang teramat bodoh, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Sejak sakit kuning Lieby ini nggak mau balik ke warung, di rumah terus.
Lagi-lagi bodoh, modol di ujung teras koridor belakang. Kalo dimarahin, minggat.
Karena sedang sakit, aku tetap mencari, kasihannya si Liebie, meringkuk di pojok warung (dia tidak diperbolehkan masuk)
Aku elus, gendong bawa dia pulang.
Tapi Liebie ini bodoh seperti Carla. Nasib!
Sabaaar
Ini Ujiaaaannnn
.
Pengen gigit sendal jepit.
Ya Allah....Ujiaaan.
Bershadaqoh dengan Membeli Barang Dagangannya
Itulah pesan Mama sebelum pergi membeli kertas untuk Percetakan Nusantara milik kami di Palangka Raya.
.
Kejadian itu, waktu aku masih kecil. Mama selalu membeli dagangan tukang sayur. Bukan karena banyak uang, cuman: kasihan. Anggap saja shadaqoh.
Beberapa jam kemudian ibu sayur berpakaian kebaya singgah di rumah, sekedar istirahat minum.
Dan kami beli sedikit dagangannya.
Padahal semua orang tau, Mama usaha catering, sebelum subuh sudah belanja...tetap saja belanja di tukang sayur.
Begitu pula kalau ada Bi Pencok pasti mampir, kami serumah sorak sorak dibelikan pencok atau gado-gado ada cingurnya.
Bapak tak jauh beda sifatnya dengan Mama. Sama.
.
Saturday, December 14, 2019
Motor Honda 80-an
Tahun 1980-an, Bapak membeli motor bekas.
Kami di Palangka Raya menyebutnya Honda (apapun merek motornya) kami tetap setia menyebutnya dengan Honda.
Aku baru naik ke 5 SD di rumah kontrak Bukit Hindu, baru pindahan dari Kota Malang.
Kakakku malah nggak bisa sampai sekarang, karena waktu belajar ngegas motor, malah badannya terlempar ke parit kering, sejak itu dia trauma.
Cilakanya, sejak saat itu aku jadi tukang ojek, antar jemput si Kakak
.
Untuk membeli motor baru tak semudah seperti sekarang, cukup DP 2 jt bahkan 0 DP, cukup tambahan KTP, KK dan struk bayaran listrik sudah bisa cicil motor dari 12 bulan sampe 5 tahun, sudah dapat motor baru keluaran terbaru pula. Gampang banget, itulah motor di jalan seperti laron banyaknya.
Dulu, Bapak harus jual kalung emas Mama atau nabung, baru bisa beli motor baru (nggak jelas, apa yang dijual)
Motor merk Binter Kawasaki gigi 4. Biasanya motor dulu, cuman gigi 3, tapi Mama malah beli yang gigi 4 berwarna ungu tua (warnanya pun anti mainstream)
Di Palangka Raya cuman dua yang pake Binter (aku dan temenku Silvie Benung)
Dengan gigi 4, laju motor mulus sekali, jadilah si Een kurus kering hitam jeteng, jadi pengebut di jaman itu. Kalo sekarang, jangan tanya, jalan 20/km aja udah luar biasa. Pelannn boooo.
Bukan hal mudah si Binter sampe rumah kami, perlu waktu sehari semalam naik kapal air, dari Banjarmasin - Palangka Raya, transportasi darat belum ada. Jauhkan.
Saat itu aku bangga naik si Binter, walau ke sekolah tetep jalan kaki.
.
Pernah sekali pakai motor ke sekolah.
Pulang sekolah, asik aja jalan kaki, lupaaa kalo pagi bawa motor.
Sore hari, baru Mama nguaaaaamukk motornya hilang.
Motor ini cuman Mama yang pake buat bisnis catering dan percetakkannya. Nggak kepikiran dicuri orang (pencuri masih jarang). Baru aku ingat itu motor ke tinggalan di SMA 3 Palangka Raya. Langsung lari sekencengnya, Ya Allah, si motor tetep manis di tempat.
Sejak kejadian itu aku nggak pernah lagi bawa motor ke sekolah.
.
Pernah juga, aku disuruh ngelap si Binter, lalu aku lihat ada lubang di tutup bensin.Tanpa pikir panjang, aku selotif aja.
Besok harinya, Mama marah-marah, kenapa ini motor nggak bisa hidup. Tukang bengkel datang, nggak tau penyebabnya (bingungkan)
Yang bisa menghidupkan cuman Bapak....Dimana penyakitnya?
Aaah...itu lubang yang aku isolatif menyebabnya. Nggak tau kenapa bisa nggak hidup kalo di tutup?
untung Bapak pendiam, jarang marah, paling juga tau kelakuan siapa lagi kalo bukan aku.
.
Tahun 1989; Bapak belikan aku Honda - 80an warna Hitam, paling ngehit jenis ini(lupa namanya)
Motor yang paling setia menemaniku ke kampus.
Gara-gara punya motor, jarang-jarang cowo ngajak bonceng an ke motornya, karena aku punya motor sendiri.
Motor itu penting bagiku
(Aku ditinggal keluarga sendirian, karena semua pindah ke Jakarta)
Jarak rumah,, satu kampus ke kampus di Univ. Palangka Raya jauhh. Gempor betis (mana aku kan masih gadis), hingga motor Honda ini menyelamatkan ku dari kaki kesebelasan, sekalipun sekarang, nggak pake Honda, malah jadi kakiku kesebelasan plus rorombehan...nggak ada cantik-cantiknya.
.
Motor Honda itu terjual karena sakit parah, kalo di injek pedalnya, mesinnya meletup sampe businya meloncat (sangking seringnya dibubut)
Akhirnya beli vespa Exsel bekas yang tak kalah ngejengkelin, suka putus tali rem giginya, benar-benar dibuat mati gaya.
.
Terakhir, entah motor yang keberapa, gonta-ganti motor bekas melulu, beli cash, mau nyicil belum berani.
Barulah motor Honda Kharisma 125 CC ini dibeli nyicil lewat koperasi potong gaji (jadi nggak kerasa) sampai lunas. Makanya, sayangg mau dijual, jasanya banyak.
Biarlah tetap memakai motor tua. Nggak ada juga yang meghina.
Kalo ada yang menghina, eikeh swing.
Ape lo!
Senggol bacok..huhaaaahaaa
Friday, December 13, 2019
Mimpi Kematian
Malam tadi, malam jumat, tak pernah dalam hidupku bermimpi seperti ini.
Badanku terasa dingin dan melayang
"Sebentar," kataku.
Motor Tua
Motor sudan tua, jadi korban cakaran, kesihannn |
Awalnya mau pinjam sebentar untuk ke gunung. Lama-lama dipakai anaknya untuk sekolah.
Mau diambil nggak tega, karena usahanya lagi susah.
Kesempatan aku merebut dirimu, Tor.
Nasehat Bapakku
Saking sederhana, sering diperlakukan semena-mena oleh orang lain.
Bapak juga seorang pejabat saat menjadi PNS dan bergelar magister, beberapa kali pergi haji dan umroh (nggak suka holiday selain ke tanah suci).
Sepulang dari kebun, bapak mengajak membeli sepatu untuk ke kantor di kawasan Sukasari.
Pilah pilih, seorang SPG menawarkan sepatu yang termurah (habis bapak pake sendal jepit ada lumpurnya)
Bapak menarik nafas, sambil berkata: saya mau beli sepatu kulit terbaik untuk ke kantor.
Kalau itu, sekarung lebih saya bisa beli.
Setelah pensiun, bapak membangun bisnis kolam renang dan banyak lagi.
Tapi bapak tetap seperti dulu. Sederhana.
Bapak kaget, dulu waktu operasi pertama mata kanan, nggak bayar apa-apa waktu, kok sekarang bayar. Setelah dibuka berkas operasi pertama.
...Masya Allah, rupanya membram tipis itu, dibayar dokter matanya sebagai shadaqoh.
Masya Allah, mungkin dikira bapak miskin.
Kami terpana, lalu bapak menyuruh membayar harga yang berlaku.
Setelah selesai operasi, dokternya nggak mau dikasih uang. Akhirnya bapak menyuruh membeli sepasang kain sutra Mega Mendung yang terbaik untuk dokter mata itu
Padahal, sebenarnya dalam bergaya, bapak mengunakan kain sarung BHS yang mahal itu.
Katanya, menghadap Allah, berilah yang terbaik.
• Sederhana dalam hidup. e
Sederhanakan gaya hidup.
Biar dikatakan orang tak punya, asal tebal isi kantong untuk shadaqoh.
Jadi orang kaya itu susah, dikira punya uang terus, padahal ada kalamya tidak ada uang. Lebih baik hidup sederhana, ada dan tidak ada uang yang tetap biasa saja
.
5 tahun sudah sosok sederhana yang paling kusayang telah berpulang ke Rahmatullah.
Ya Allah, berilah tempat terindah di alam kuburnya. Aamin.
Thursday, December 12, 2019
Bagaimana Cara Menikmati Masa Tua
Aku mulai merasa sendiri sejak anak menikah dan berubah.
Lalu aku berpikir bagaimana menikmati masa tua;
tetap mandiri
Uang Pemutus Silaturahmi
Bagaimanapun ada cerita yang kita mikili di masa lampau.
.
Tak tau bagaimana keadaanya kini, bahagia atau tidak. Aku tak tau, karena niatnya menyambung kembali yang terputus.
Sunday, December 8, 2019
Hijrah
Agar eksotik ada yang berjemur di pantai.
Ada pula yang sebaliknya, selalu berpayung agar tetap tampak putih.
Semua tiada maksud untuk menjaga raga.
Jikaaaa...aku tak ada
sangat suka tidur di kamarku. Apalagi dinyalain AC, betaaah, hanya mau makan, pip dan pup, baru keluar kamar.
Suaranya lembut dan manja...
Selalu begitu.
Dialah...yang menemaniku, setiap saat.
Itu kata Wati, dia yang mengurus semua kucing kalo aku keluar kota.
Sedih mendengarnya.
Karena memang kamar utama itu aku kunci kalau tak di rumah. Lolita akan setia di depan pintu kamar.
Kalau aku pulang ke rumah setelah lama bepergian, kucing gemuk itu terlihat kurus, kempes.
Padahal makannya sama seperti biasa.
Dia kurus karena rindu dan kurang kasih sayang.
Semua kucing menjadi kurus, Lolita dan kawanan.
Biasanya sebelum sampai rumah, aku singgah ke pet shop, beli wet food buat mereka. Senang sekali saat mereka menanti aku pulang. Berkeliaran mengelilingi aku. Rinduuu.
Kenapa hari ini aku berpikir (aku sedang sakit, lemas dan sakit kepala tak jelas)
Jika kelak, tiba-tiba aku kembali ke Rahmatullah.
Semoga kucing-kucing ini ada yang merawatnya, ada sih Ica anakku, tapi sayangnya tak seperti aku.
Kucing ku sayang
Jika aku pergi.
Mari kita pergi bersama ya.
Cerita Ngalor Ngidul
Kalau mekar sempurna, bunga itu cantik sekali, kata orang yang melihatnya, serasa di Jepang.
Saturday, December 7, 2019
Sederhana itu nikmat.
karena aku seorang crafter, aku lebih suka tas handmade tanpa merek terkenal. Aku suka membuatnya sendiri.
Aku tak perlu tas mahal. Tak perlu.
.
Wednesday, November 13, 2019
Ketika Kucing Memilih Jalan Hidupnya
Miliiiii, Emiliii.
Makan di kebon belakang |
Awalnya, ia masih takut-takut pulang, hanya sekedar makan.
Langsung kutaruh dikamar supaya betah.
Ditinggal sebentar, Emilie, sudah kabur kembali.
Sedih...
Lama kelamaan Emilie tak mau pulang.
( Baca tentang Emilie )
Jangan memukulnya. Kenyataan Emili mirip hantu, jarang terlihat dan selalu bersembunyi.
Berlari aku pulang, menuang dry food semangkuk penuh lagi dan sepotong besar tongkol.
Mengapa kucing memilih hidup di luar rumah.
- Cemburu dengan kucing baru di rumah
- Merasa terancam
- Tipe kucing, penyendiri.
- Takut
Apapun upaya untuk membuatnya kembali, dengan terus membelainya seperti pada Bonie. Tapi Emilie, bersikap melawan, mengigit kalau dipegang. Hingga aku tak bisa memaksanya untuk pulang.
Demi dikau sayangku, setiap malam, aku selalu memberinya makan, itupun kalau suasana sudah sepi sekali sekitar jam 8 malam keatas, baru Emilie muncul.
Pagi hari, Emilie akan bersembunyi. Entahlah, ini sifat diturunkan dari ibunya, Pusi, hingga saat ini, induknya pun tak bisa aku pegang.
Pandai/pandailah menjaga diri.
Aku tetap memberinya makan setiap hari, bagaimanapun, engkau adalah bagian dari keluarga ini.
Doakan, kelak Emily mau pulang ya
Sunday, June 23, 2019
Jamilah: Adakah Cinta
Waktu pula yang mengobati dan menyatukan serpihan hati yang retak.
Waktu pula yang membawa kehidupan Jamilah untuk bangkit dalam kemandirian.
Keterpurukkan perkawinan mengajarkan banyak hal untuk menata kehidupan kembali
Friday, June 21, 2019
Jamilah Kikuk
Part 3
Senin, kala udara panas membara, seperti degup cinta Jamilah waktu itu
Ini Senin dalam hidup Jamilah berbohong pada Emaknya.
Minta ijin pergi beberapa hari karena ada seminar di kota.
Ah, sungguh berdebar Senin ini.
.
Sebenarnya Jamilah terlalu cepat tiba dengan travel, iyalah... Jamilah takut terlambat menjemput di Bandara.
Lagi-lagi Jamilah memperbaiki dandannya, memantaskan diri untuk bertemu pertama kali.
Tiga jam bersabar, menatap layar informasi, kapan tibanya?
Ah...lagi-lagi gelisah.
.
Baju kaos biru bercelana jeans, ini pakaian pas buat Jamilah, manis dan sederhana.
Lagi-lagi Jamilah tak yakin, apa lelaki ini serius?
Tak ada chatnya masuk.
.
Pesawat sudah tiba 15 menit, tak ada tanda.
Jamilah berdiri di pintu kedatangan.
Melonggok, disapunya seluruh pojok bandara.
Itu dia, di sisi kanan, sibuk chating.
Jamilah hanya menebak, meringsut mendekat.
"Kang," sapa Jamilah, senyum ragu dan kikuk melihat gestur yang dipanggilnya.
Biasa saja melihat Jamilah.
Tak ada senyuman bahkan pelukan persahabatan. Spontan, Jamilah kikuk.
Benar-benar kikuk.
.
Sebenarnya Jamilah ingin pulang, tapi Jamilah bersabar.
Mungkin, diapun sama kikuknya.
.
Empat hari berlalu.
Berkumpul dengan sahabat-sabahatnya. Dunia baru bagi Jamilah. Bagaikan manusia keluar dari goa, kikuk dan kampungan...dunia yang berbeda, bagai bumi dan langit.
Jamilah hanya menatap terdiam, saat berpisah.
Mengantarkannya di stasiun kereta api kota. Ia pun pergi tanpa menoleh ke belakang, melihat Jamilah, pergi begitu saja.
Jamilah yang menatap nanar bertanya-tanya...kok begitu?
Tak pula, ia melambai mesra pada Jamilah.
Itulah hal tersedih dalam hidup Jamilah.
Mungkin, aku hanya teman. Having fun...tak ada artinya, Jamilah menunduk pilu.
Jamilah tak tau apa yang terjadi selanjutnya...tak tau bagaimana.
.
Kasihannya diriku, Jamilah meratapi dirinya.
Lalu tertidur dalam sedih.
Jamilah tau, pasti ia sedang chating dengan sahabat dekatnya...bukan dengan Jamilah...dia dia dan dia.
Sedihnya hati Jamilah.
.
Itulah kejadian, Jamilah bertemu pertama kali.
Tak banyak berharap, Jamilah menjalankan harinya bersama emak di kampung.
Jamilah hampir menghapus satu nama itu. Yang tak jelas niat.
Nyatanya, Allah menetapkan,.lelaki itu sebagai suami Jamilah.
Jodoh memang misteri.
.
Jodoh
Sunday, June 9, 2019
Jamilah, antara High Heels dan Rorombeheun
.
Sebuah percakapan di kala sore, Jamilah menyimpan kata-kata di lubuk hati terdalam.
"Aah..itu cuman fantasi." Sambungnya, seakan tau isi kepala Jamilah.
"Pantas, akang suka sekali penampilan dadong, kakinya jenjang, pakaiannya berleher rendah hingga belahan payudaranya sangat tampak. Sekalipun wajahnya mulai tua."
balas Jamilah.
Yaa....wanita tua itu sangat modis, suka berpesta, bahasanya bercampur Indonesia dan Inggris, sosialita di kalangannya...sebentar-bentar berkata" iyaaa Sayang"
Keduanya hening. Diam dalam pikiran yang berputar-putar.
Saturday, June 8, 2019
Jamilah Buduk
Senyumnya manis.
.
Entah mengapa, kini Jamilah selalu menunduk... ia tak lagi seperti dulu.
Sejak kalimat spontan; " ihh buduk."
Kalimat yang dilontarkan memang sangat acuh namun bagi Jamilah sangat terhujam.
Hampir saja Jamilah tak sanggup menahan airmatanya.
.
Jamilah menatap kakinya.