Pages

Thursday, April 30, 2015

Menanti di Jemput ke Bogor | Megumi


CERITA MEGUMI

Menanti Ibu, jemput Megumi
Ingat Megumi? Klik di sini
Dua hari yang lalu, kucing kecil ini di adopsi olehku [27/8/14]
Ada sedikit protes dari Mama.
Aku tau, Mama tidak begitu suka kucing
"Kucingkan bau, buang air di mana-mana."

"Ma, siapa lagi yang menolongnya, kecuali kita. Tong sampah aja sudah banyak di kunci, bagaimana kucing kecil ini bisa makan dan bertahan hidup," kataku pada Mama
Mamaku tidak bisa membantah, diam tak tidak berdaya.
Mamaku tau betul,  aku pecinta kucing.

Tuesday, April 28, 2015

Rembulan separuh bayang

Separuh rembulan dalam sepi
Tersudut menunduk
Bayang dalam gundah
Tempias binar mulai redup
Rembulan, bisakah berbinar penuh.
Bisakah, bayang bersinar terang
Tersudut dalam ragu
"Tak usah kau cemburu."
Ngiang kata Gembintang
kekasih jauh disana

Sunday, April 26, 2015

Doaku Untukmu

Tuhan...
Jagalah dia selalu.
berilah kesehatan
Rezeki yang halal.

Tuhan
Jagalah dia selalu
dengan limpah rahmat
hidayah yang banyak

Tuhan
Berilah kami waktu
saling menjaga
saling mendoakan
Kini, jauh di ujung benua
Sendiri
memandang hari
melintas waktu
mencari kehidupan
"Wish you here with me Now"
Semoga. Tuhan mengabulkan
seluruh doa...hope and pray

Friday, April 24, 2015

START FROM GROUND ZERO AGAIN


Dua puluh dua tahun, waktu yang tidak sebentar untuk berumah tangga
Segalanya telah dilakukan, bersabar, memaafkan, berharap dan berdoa,
berusaha untuk mencoba dan terus mencoba, agar tidak ada penyesalan.
Segudang lebih kesabaran, sekuat karang untuk selalu tegar

Terus berlalu, dalam sandiwara yang entah kapan usai.
Derai tangis seakan kering, entah kapan berakhir
dalam kepiluan, dan beban yang ditutup sendiri.
Kapankah semua berakhir...berharap berakhir indah
tak terasa begitu lama waktu membawaku didalamnya
berdoa dan sholat lail adalah tempat setia mengadu kepada kekasih hakiki
Hanya kepada Allah, aku memohon jawaban terbaik untuk hidupku
"Jika dia jodohku, panjangkan hingga akhir usia dan jika dia bukan lagi jodohku,
inilah jalan yang terbaik untuk mencari kebahagian "

Wednesday, April 22, 2015

Menanti Jawab

Semburat jingga melebur di ufuk
berlari bersama waktu
tak perlu di nanti
akan ada masa, silih berganti
ku tetap disini
setia menanti.
Tak ada janji, hanya menanti.
Melangitkan doa
Menyebut asma-Mu
Melantunkan kalam Illahi
terus dan terus bersujud

Saturday, April 18, 2015

Secangkir Green Tea Latte

Sungguh, aku malu-malu
ragu.
mengatakan padamu.
Bergetar tubuhku
berdebar hati,  deras darah mengalir
menahan rindu
Kang...
aku malu
hanya tersipu...
merona wajahku
berdebar hatiku.

Thursday, April 16, 2015

Dalam keraguan...

I love you
I miss you, darl.
...
Kata yang terlalu sering di ucapkan.
Pada teman, siapa saja.
kata itu, menjadi biasa.
kata itu, menjadi kehilangan makna.
ku tak tau, benarkah kalimatmu.
I love you.

Monday, April 13, 2015

Bangku Kosong

Menatap masa depan
bisakah?

Kuawali dari titik nol, kembali
saat rambut keperakan
bisakah?

Masih tersimpan asa
di lubuk hatiku
Memulai di usia lepas 40-an
life must go on.

Saturday, April 11, 2015

Sketsa

Tataplah aku, batinku lirih.
Izinkan, sekejap saja.
Menyelami kedalaman matamu.
ada keteduhan,
bagai samudra
Uh! degup jantung menghiba
Kau tetap menunduk
izinkan, selintas.
mengembuskan embun di kalbu
titiknya lama tlah mengkristal
lama, ku simpan, tiga bulan ini.

Friday, April 10, 2015

Sepenggal Kisah


Sepenggal kisah tak lekang
di makan waktu
Namun, harus dilempar
jauh ke seberang
Sepenggal kisah
Jangan lagi di ingat
Lupakan!
Kapus seluruh luka
Nanti akan sembuh
tersenyumlah, Nak
Bukan dalam kepura-puraan
Tak lagi dalam kesemuan

Wednesday, April 8, 2015

Cinta, Ndak Level?

Awas!
Satu kali kau, salah melangkah.
Bibir mulai berdusta.
Tingkah lakumu mulai berubah
Tak pernah lagi, kau, balas rasa rindu.
Bahkan, sengaja, tak kau jawab telepon.
Awas!!!
[bicara pada dinding.]
Maki  Lola meninju udara.
Demi harga diri, tak mau aku hubungi dia. Di anggap apa aku ini nanti.
Ngejar brondong, cuih!
Sebenarnya, aku sadar.
Lelaki  itu.
Ndak level-lah untukku.

Angsa Putih

Sepercik rindu
Kubiarkan mengendap
Mengunung di tepi hatiku.
Kubiarkan sampai mana, ku sanggup.
Ku tahan.
Dalam tarikkan nafasku.
Sungguh menyiksa.

Seekor angsa menyendiri
diantara banyak angsa
berenang tenang
mendekat.
Diam

Tuesday, April 7, 2015

Hari Pertama di adopsi | Megumi


CERITA MEGUMI

Megumi, sehabis dimandikan.
Diantara tungku abu dan kayu bakar.
Gudang tua, milik Uwaku.
Wajah mungil itu, mengintip ketakutan.
Berlari mengendap, menunduk tiarap di lantai, 

Namun, rasa ingin taunya.
Kembali, wajah kecil itu muncul di tumpukan kayu bakar
Debu abu kering menempel di sekujur tubuhnya.  
Sembunyi tak bersuara.
aihhhh...seorang diri.
Liar, akhirnya  tertangkap.
Kubelai dengan sayang...Tak tega, meninggalkannya sendiri.
Tanpa Induknya, entah sanggupkah ia bertahan. Kupeluk erat dalam dekapan.
Mari, sini, ikut pulang.

Monday, April 6, 2015

Dalam Renungan

:: Di tepi sungai.

Musim tak tentu.
Apakah Tuhan sedang marah.
Matahari seakan malu.
Malah hujan yang menghampar.
Saljupun datang tiba-tiba.
Dingin
hanya dingin.

Ragaku yang mulai tak berkawan.
Apakah aku masih kuat bertahan
berkaca ku di tepian sungai.
airnya jernih sampai ke laut
Bantulan wajahku, buram tak jelas.
Tak pula kutemukan, jawaban.

Sunday, April 5, 2015

Suatu saat, kubawa wanita itu.

Jika kau terus membujang, Nak.
Maka, kau akan tetap sendiri.
"Iyalah, Mbu," aku merebahkan kepalaku di pangkuan Embu.
Perempuan tua, itu menatap nanar.
Tak menjawab, hanya tangannya terus membelai rambutku.
"Mbu, matipun akan sendiri. Enjoy."
Aku mendengar, nafas Embu yang tertahan...trus membelaiku.
Dadanya naik turun.

Emak Awu, Emak Imonk dan Soesi dalam Kenangan



Sebelum meninggal, Emak  Imonk memeluk anaknya dengan sayang
Soesi kini tlah tiada, namun segala kemanisan tetap di kenang.
Soesie telah kehilangan  induk yang sangat penyayang, saat masih kecil.
Waktu Emak Awu pergi selamanya, Soesi melanjutkan menyusu dengan Imonk.
Emak Imonk  baru melahirkan, seperti juga Awu, Imonk memperlakukan Soesi seperti anaknya.

Saturday, April 4, 2015

Hatiku bukan pualam

Aku tak mengertiiiiiii
Perempuan itu memekik
Di ujung tepian laut
Ombak mendebur bagai hatinya.
Samudera membelah jiwa


Aku tak mengerti.
Katanya bercampur tangis
ia menghentak kakinya
Menabur pasir memburai
bagai hati yang tau rasa.

Friday, April 3, 2015

MENGUAK MANISNYA SANDIWARA

Daily1

Gemetar saat aku ajukan surat tanda gugat cerai Islam.
Surat di selembar kertas bermaterai, yang ditanda tangan aku dan suami.
Kupikir, inilah jalan terakhir dari seluruh kesabaran dan ketegaran.
Seorang wanita yang selama 22 tahun hanya diam dalam tekanan batin maha dasyat. Menanti, sumbu bom waktu, titik nadir kehidupan.
Terkumpul sudah keberanian untuk keluar dari ketidak berdayaan.
Hanya kepada Allah, aku pasrahkan.
Amoun Ya Allah, telah patah ke empat tiang yang ku pertahankan selama ini.
Ampunkan hamba, jika hamba tak sanggup lagi

Malam berintik rinai, di depanku, kakak ipar sebagai saksi.
Bagai tersambar petir di siang hari..ia tidak percaya
tapi, ini harus kulakukan, dan harus percaya
Inilah yang terjadi, tolong  tanda tangani.

Tetap saja, Aku Rindu.

Kutitip kan ya, Kang
sekantong rindu
sejumput kepercayaan
satu lagi....
kesetiaan.
"Dik, kenapa cuma sejumput kepercayaan?"
 

Thursday, April 2, 2015

DUALISME

DUALISME

Rumah megah berpagar tinggi.

Menutup jalan setapak menuju masjid
"Mohon, beri kami sedikitttttt jalan," sambil memperagakan jalan miring sebahu,
"ibu pasti di beri jalan luas ke syurga".

Jalan kecil yang hampir dua puluh tahun itu,  benar-benar di tutup.

Rumah megah, sepi tak ada yang bertamu.
Menyapapun tidak ..hiduplah sesukamu.
Tapi ingat, kau akan mati.
Pergilah sendiri..gali dan kubur jasadmu.
Manusia lupa bahwa manusia adalah
: Makhluk individu dan sosial.


Wednesday, April 1, 2015

Kau, Segalanya


Kupilin ujung bajuku
serumit hatiku.
Tak ada kata terucap, untukmu
juga untukku.
Kita hanya diam.
saling menatap.