Pages

Sunday, April 5, 2015

Suatu saat, kubawa wanita itu.

Jika kau terus membujang, Nak.
Maka, kau akan tetap sendiri.
"Iyalah, Mbu," aku merebahkan kepalaku di pangkuan Embu.
Perempuan tua, itu menatap nanar.
Tak menjawab, hanya tangannya terus membelai rambutku.
"Mbu, matipun akan sendiri. Enjoy."
Aku mendengar, nafas Embu yang tertahan...trus membelaiku.
Dadanya naik turun.
Aku tau, gelisahnya.
Aku tau kedalaman matanya.

"Menikahlah, Kasep," pintanya lembut.
Panggilan sayang untukku.
Lelaki Sunda yang tampan.
Suaranya berlahan, seakan tau jawabanku...sudah berpuluh diucapkan.
Aku tersenyum.
Aku hanya mengangkat bahu.

"Apakah anak Embu, pernah terluka?"
Aku di juluki Embu, gurat batu.
Sekali tersakiti, tak bisa terlupakan.
Sakitnya masih terasa.
bagai tergores di batu, menancap.
terukir dalam di hati.

Puluhan tahun yang lalu.
Bule itu, seakan membawa hatiku.
Di pantai Fiji, kami berpisah.
Ia pergi, bahkan tak menoleh kebelakang.
Enam bulan bersama, terbuang percuma.
Dan kini....
Aku malah lupa...
Bagaimana, jatuh cinta?

Aku lupa.
Aku sibuk bekerja dan bekerja.
Bergelut di benua dingin.
Aku serasa robot.
Kadang aku sadar,
Apa yang kucari.
bahkan, aku lupa rasa kasmaran itu.
 Empat musim kulalui.
Bagai, hatiku yang dingin.
Sendiri.

Di bangku panjang.
Aku bermanja dalam buai.
Dengan Embu, Ibuku.
Bertanya terus, kapan...kapan, Kasep?
"Menikahkah, maka rezeki akan bertambah tambah.
Yang haram jadi halal.
Yang maksiat jadi pahala.
Menikah, Kasep.
Maka kebahagiaan dunia dan akhirat"

Aku membelai rambutku.
berulang-ulang.
Kini, tak ada lagi tangan tua itu.
Tak ada pula, rindu pulang ke Indonesia.
Embu, telah pergi.
Gairahku padam

Kini di usia empat puluh tujuh tahun.
Aku belum mewujudkan permintaannya
Belum menjawab setiap pertanyaan.
Ampun, Embu, keluhku.

Bening air mataku menguap.
ku tabur bunga di pusaranya
ku siram air mendinginkan tidurnya.
Kulantunkan doa.
"Suatu saat, aku akan menemukan seseorang yang bisa menerima aku apa adanya. Yang membuatku jatuh cinta.
Wanita yang berbeda dariku.
Suatu saat...aku pasti menemukannya.
Suatu saat, wanita itu akan kubawa kesini ya, Embu...Membuatmu tersenyum di surga."
Al fatihah buat Embu.
***

No comments:

Post a Comment