Pages

Monday, April 13, 2015

Bangku Kosong

Menatap masa depan
bisakah?

Kuawali dari titik nol, kembali
saat rambut keperakan
bisakah?

Masih tersimpan asa
di lubuk hatiku
Memulai di usia lepas 40-an
life must go on.
Berlahan ku tatap
dua bangku yang dulu.
selalu terisi, menghias hari.
kini...
Kosong.

Satu babak telah ku lalui.
Aku tak berdua lagi
Bangku kosong
bisakah, kulanjutkan hari?
Harus bisa, pekikku.
tanpa kau, harus bisa.

Aku harus bisa
berjalan dalam kemandirian.
Kusandarkan, hanya pada  kekasih hakiki
tak pernah tumbang sampai kapanpun
tak kan rapuh.
kau, kekasihku.
Tuhanku.

Tak akan kuberlindung pada manusia.
sekalipun, bangku ini kosong.
hanya padamu, ya Kekasih
hidup dan matiku.

Tak gentar untuk berharap
merajut mimpi.
untuk mengisi bangku kosong.
sekalipun, tak ada.
aku masih memilikimu
Duhai, kekasih hakiki
Tuhanku.
Yang tak pernah pergi meninggalkanku.

Ya Allah.
Yang Maha Baik
Biarkan aku menikmati bangku.
duduk menatap laut
Bersyukur atas segenap nafas
biarkan...

aku menanti.
entah kapan...
doa akan terjawab.
Ya  kekasih.
Tuhanku, pasti kau jawab.
pada waktu yang tepat
Jangan biarkan, menua
pada bangku kosong di sisiku.

No comments:

Post a Comment