Pages

Tuesday, November 10, 2020

Kucingku, si Feral Cat

Kucing pertama yang membuat aku jatuh cinta karena iba. Kucing pertama yang mengubah duniaku.
Dia, kuberi nama Pusi (hanya itu yang terlintas di benak)
Kucing betina domestik, berbadan kurus, menangis sepanjang hari. Dia kehilangan anak.
Entah di mana, kitten hitam solid itu berada. Aku melihat kedua ibu beranak itu melintas di parit kering samping rumah tetangga.
Tiba-tiba anaknya menghilang. Induknya menangis tiada henti, mengeong memanggil anaknya.
Siapa tak sedih melihatnya. Aku membiarkan dia tinggal di atas kandang di teras.
Kusodorkan makanan, Pusi tak menyentuhnya...Ia sangat berduka.
Diam-diam, aku berdoa, agar Pusi mendapat ganti.
Tiba-tiba, aku menyukainya. Allah telah memberi hidayah, kelembutan hati.
Kemudian, kucing betina yang sangat liar itu menghilang, entah kemana.

Lima bulan kemudian, awal Januari 2012
"Maaaa ...lihat nih, anak Pusi." Anakku menunjukkan foto padaku.
Lagi-lagi Pusi beranak hanya seekor, bulunya mirip Pusi. 
Pusi memperkenalkan anaknya di teras rumah. Sama liarnya. Penakut dan mengeram...sebentar maju, didekati, langsung mundur dan bersembunyi. Mirip sifat induknya.
Aku berusaha merayu kucing kecil dengan makanan agar terbiasa dengan belaian manusia. Sepertinya, Pusi tau betul, di mana tempat aman, nyaman dan selalu ada makanan. 
Di sini, rumah ini. Kami beri nama anaknya: Emily. 
Emily

Hanya dua bulan sejak anaknya lahir, Pusi lebih suka berkelana. Ia meninggalkan Emily sendirian di rumah.
...tak ada kasih untuk Emily dari induknya.

Selanjutnya, tak henti Pusi melahirkan, lalu meninggalkan anaknya di rumah...Sangking liarnya. Selalu gagal tangkap untuk disteril.
Herannya, jumlah anak Pusi, paling banyak dua ekor....dan tak pernah berumur panjang. Sakit, menghilang tak tau rimbanya. Hilang.
Anaknya pun seperti induknya, menjadi kucing outdoor. Pulang hanya minta makan.

FERAL CAT
Sekalipun Pusi hidup berdamping denganku(manusia), Pusi, tetap liar, sangat pengugup, nggak bisa disentuh, selalu lari bersembunyi atau menggeram (hissing) apabila didekati. 
Pusi termasuk Feral cat, kucing yang ngak bisa berinteraksi dengan manusia, lebih suka hidup mandiri dan penyendiri, tapi Pusi tau di mana dia makan setiap hari juga meninggalkan anaknya di rumah ini

Feral cat terbentuk dari keturunan stray cat yang nggak pernah tersentuh manusia atau kucing liar yang mengalami trauma karena korban kejahatan manusia.

Luna

Merry Mouse

Kelahiran Tere dan Toro
Pusi, indukan yang beranak terus, sudah terlalu tua, suka marah-marah dengan pejantan di musim kawin. Bahkan dia bersembunyi di celah sempit, nggak mau dikawinin...tidakkkkk! 

Pusi, adalah target hari ini, dan berhasil ditangkap (25 November 2017) untuk disteril.
Kesuksesan memang butuh pengorbanan, jariku digigit Pusi, sakitnya tuh disini. 
Aku ra popo.

Sejak disteril, Pusi bebas kemana-mana nggak jadi kembang desa dikejar banyak jantan, pusing) badan Pusi menjadi lebih sehat dan gemuk. Tapi tetap saja, dia nggak bisa dibelai.

Pertengahan September  2019

Beberapa hari ini, Pusi lebih pendiam dan lebih suka berjemur di genteng loteng.
Aku menatap nanar, apa dia sakit? 
"Kapan aku bisa membelaimu, ya. Pusi."
Kapan?

Pusi Lumpuh
Lima hari Pusi menghilang. 
Kemanaaa. Biasanya datang meminta makan.

Sore itu, terdengar ada suara mengeong sangat pelan. Pusi memberitahu dimana dia berada.
Hah! Suara dari got depan rumah,berair dan becek. Rupanya dia lumpuh dan berusaha ngesot sampai depan rumah (kaki belakangnya melepuh).
Vaginanya (maaf) dan luka di punggung sudah dihinggapi lalat hijau yang meletakkan telur dan menjadi ribuan belatung
Inilah aku pertama kali membelai Pusi setelah penantian 8 tahun. 
Pusi hanya diam, pasrah..dia menatapku. Aku tau, pasti sangat sakit.
Langsung aku bawa ke  dokter hewan. Pusi menangis kesakitan karena beberapa hari nggak bisa kencing (perut ditekan baru keluar air kencingnya)

"Ibu...ini saya tidak bisa menjanjikan, hasilnya fifty-fifty" kata dokter hewan. 
Aku menarik nafas, yang terpenting, aku sudah dan akan selalu berusaha untuk kesembuhan Pusi.

Pulang dari Klinik, aku perhatikan belatungnya banyak keluar, jelas dong aku nggak bisa diam, cuman mengandalkan obat dokter( dikasih suntikan anti belatung katanya) keburu mati kucingku.
Terpaksa Pusi aku mandikan  (bagian yang sakit) dengan air hangat dicampur tembakau dari rokok. Diserit pelan-pelan, ituu belatung habis aku libas. 
Delapan hari, aku merawat Pusi, membersihkan kotoran dan menjemurnya. Pusi menangis lirih, kesakitan setiap malam. hati sapa yang tak perih mendengarnya.
Aku tetap bersemangat merawatnya. Sembuhh, sehat ya, Pusi. Biarlah aku menjalankan tugasku, nanti Allah yang akan memutuskan.
 
3 Oktober 2019, Pusi menghembuskan nafas terakhir, selesai sudah penderitaan. 
Berlarilah dengan riang di surga, bertemu dengan semua anakmu, yang telah menanti. 
Ada Emily, Toro Morgen, Merry Mouse, Batman, Molly Blind, Robin, Shiro, Kimori dan Luna.
Salam sayang buat mereka, aku tetap merindu.

Tere
Kini, Tere adalah keturunan terakhir Pusi, sifatnya sama dengan ibunya, tapi Tere bukan feral cat. Tere tergolong stray cat(kucing liar) relatif lebih jinak, Kalau kugendong Tere menyodorkan dirinya untuk dibelai hingga mendengur(purring).
Tere memilih menjadi kucing outdoor, berkelana dari atap ke atap rumah tetangga. 
Demi keamanan Tere, ku kasih kalung, agar orang tau, dia kucing yang ada pemiliknya. Inilah kucing terakhir, anak Pusi.
Aku akan selalu menjaganya, melimpahkan kasih sayang pada Tere.




No comments:

Post a Comment