Ingin Mendadak Kurus, Cobalah Sakit Hati

Ini cerita tentang (mantan) kakak iparku, bertahun yang lalu.

Ada kabar bahwa iparku itu di 'madu' suaminya. Kurang lebih dua minggu kabar itu makin santer dari gosip antar telpon (dulu belum ada hape). 

Benar atau tidak kabar itu, aku tidak bisa memastikan karena kami berbeda kota....aku di Palangka Raya, Ipar perempuanku  di Sampit.

Siang itu aku memberanikan diri untuk menelepon rumahnya.

.

Dering teleponku lamaaa diangkat, dua kali aku telepon.

"Halllloooo," terdengar jelas di ujung telpon, suara pembantunya, orang Madura.

"Bagaimana kabar Ibu?" tanyaku, karena aku yakin, mbak nggak mau mengangkat.

"Dohkennnaa....kesihannnn. Ibu sekarang, de.

Lehernya pannjangg, perutnyaaa rataa...koooroooss."

Begitulah, mbok mengambarkan keadaan Ibu. Aku ini mau bersedih atau tertawaa, sampai segitukah, sakit hati membuatnya majikannya kurus. Lehernya panjang, perutnya rata.

Iparku itu, badannya memang pendek gemuk. Sudah berapa kali berbagai metode diet, gagal terus. Tapi sekali dikasih 'sakit hati', langsung kurus....benar-benar kurus. Waktu itu aku masih muda, takjud melihat perubahan dratis mbakku...kok bisa?

Cerita ke dua, masih tentang sakit hati.

Sepulang kantor, aku bergegas ke rumah tante untuk menjemput anak yang aku titipkan. Aku juga dengar om (suami tante) sedang main gila. 

Terlalu sering aku melihat sendiri, kenapa Om pagi-pagi naik motor (matanya saja seperti bangun tidur) naik motor buru-buru, jalannya searah rumahku (padahal rumahnya berlawanan arah). Aku pura-pura nggak lihat. 

"Tante, om kemana?" Tanyaku mulai menyelidiki.

"Pergi mancing."

Mancing? 

Mancing  di pasar, beli ikan haruan(gabus) banyaaak sekali. Padahal tadi kulihat, alat pancingnya nggak ada.

Oh begini ya, orang sedang mabuk cinta.

Seperti biasanya, sebelum le rumah Tante, aku beli makanan kesukaaan tante, mie goreng spesial.

Baru masuk rumah, aku lihat kaca lemari kamar pecah, ada sedikit darah. Kata anakku, tadi kakek (dia panggil om dengan kakek) bertengkar, pukul itu lemari.

Tante tertunduk menahan tangis, aku menghiburnya, dengan menyodorkan.mie goreng kesukaannya. Baru sesuap, tante berhenti

Nggak bisa menelan, katanya.

Kok bisaaa? Makanan tertahan di tenggorakan. Itulah efek sakit hati, semua jadi tak enak. Makan tak enak, tidur tak nyenyak

Dan tanteku iti kurus dengan instans...kurussss setelah Om benar-benar kawin lagi. Tega sekali.

Sakit Hatiiiiiii

Tenyata apa yang dialami dua wanita itu, 22 tahun kemudian, aku alami sendiri.

Aku bertekad mengugat cerai di Pengadilan Agama.

Tak kuat lagi menahan sakit hati, suami (mantan) berselingkuh dengan wanita itu.

Tiba-tiba makanan terasa tersekat di tenggorokan, tidak bisa menelan.

Dalam empat hari, aku hanya diam, tak lapar juga tak haus. 

Aku baru sadar, berat badanku melorot jauh dari 78 kg ke 70 kg. Kurus tiba-tiba...hanya karena sakit hati....benar-benar gara-gara sakit hati.

Kenapa sakit hati membuat cepat kurus?

Tubuh dan pikiran kita sangat berhubungan, sehingga jika kita sedang sedih (sakit hati) tubuh akan terpengaruh, tubuh akan merasakan hal yang sama.

Menurut Konsultan Pernikahan, Marina Pearson dan Debra Smause: Hal pertama yang dilakukan tubuh ketika sakit hati, adalah memicu dilepaskan adrenalin yang akan mengalir ke seluruh tubuh, yang akan meningkatkan kornisol yang terlalu banyak dalam tubuh.

Efeknya semakin meningkatkan kadar glukosa darah dan tekanan darah,  mengurangi kalsium dari tulang, dan masa otot, dampak lain, menumpuk lemak, bahkan mengurangi kemampuan berpikir.

Dalam jangka pendek, akan mempengaruhi sistem imunitas dan karena sistem imun adanya di usus, tak heran jika nafsu makan ikut terpengaruh.

Boro-boro mau makan, nggak ada selera makan, karena antara hati dan perut kita saling berkaitan, setiap makanan yang kita makan akan membuat kita merasakan sakit dan tak mampu menelan.

Mau sakit hati demi kurus? 

Duhai perempuan, menjadi kurus (langsing) memang membuat kita semakin cantik, namun larut dalam kesedihan dan kelaparan adalah perbuatan mendzolimi diri sendiri. 

Buat apa kurus, kalau tak sehat. 

Segera bangkit, berpikir positif, dan mensayangi diri sendiri. 

Biarlah lelaki itu pergi. 

Persetan dengan cintaaa!