Pages

Wednesday, September 30, 2020

Zum Zum...Zumba

Jujur.
Sebenarnya, aku paling malas olah raga...Memalukan sekali kan. Malessss.
.
Begini...
Sejak beranak satu, badan semakin melar ke samping, aku mulai mengikuti senam aerobik, terbukti baju senam yang menumpuk dengan berbagai model, namun sayang, banyak bolos senam dibanding datangnya..Ihik! 
Begimanah mau langsing, senam angin-anginan, diet gagal mulu, resolusi langsing  setiap tahun (harapan bisa di angka 60 kilo) lewat begitu saja...langsing jadi langsung

Sebenarnya, malas bukan satu-satunya alasan nggak datang ke sanggar.
Selama mengikuti kelas aerobik  dari beberapa instruktur di berbagai sanggar senam. Hasilnya, aku tak pernah brobos kemeringet. 
Nggak pernah menikmati semua gerakannya, malah kadang nggak bisa menghafal gerakan, habis ini gerakannya apa, yaaaa begitulah, ngikuti gerak intruktur aja. 
Alhasil, aku masuk di deretan member yang berdiri paling belakang, sedih...merasa tak berarti.
.
Sekali waktu, coba-coba, di kelas belly dance, mungkin pasion ku disini. Ternyata, juga tidak...keringatanpun tidak

Sanggar Galuga dental Zin Arlita

Akhirnya kakakku mengajak di kelas Zumba dengan zin Arlita....walau gerakan bermodal ikut-ikut aja. Baru kali ini, aku bermandi keringat dari atas ke bawah sampai kedalam-dalam, duh duh...luar biasa. Amazing

Monday, September 28, 2020

Jala Singkong, Donat Kearifan Lokal

"Assalamu'alaikummm..."
Suara yang sangat aku kenal, nyaring sekali, bagai pekik kemerdekaan.

"Wa alaikum salam. Itu kue jala singkong."
Bocah itu mengangguk mantap.
Ibrahim, punya bisnisnya macam-macam, selain jualan layangan, juga bisnis jasa kurir makanan, atau apa saja...Bisnis man. (Baca juga Ibrahim)

Aku menyerahkan uang sepuluh ribu untuk enam buah jala singkong. Kulebihkan dua ribu rupiah untuk bocah tampan ini.
Pasti tangkas ia menolak: nggak usah bu Een.
"Untuk jajan. Ambil," paksaku

"Terima kasih, bu Een." Ia tersenyum lebar, memperlihatkan gigi depan yang panjang sebelah.


Bonus karamel gula meran
 Jala Singkong, ku pikir ini donat dengan kearipan lokal Indonesia di masa lampau ya.

Sunday, September 27, 2020

Ucapan adalah Doa

"Bu Een, benar ya, kucingnya Raja, ada di Bu Een?" tanya Ibrahim penasaran.
"Iyaaa..." jawabku keheranan, melihat bocah ini, hujan-hujan, naik sepeda cuman tanya soal kucing.

"Induknya mati. Kasihan ya bu Een," lanjut Ibrahim prihatin, wajahnya terlihat sedih dan badannya kuyup bermandi hujan.
Bocah itu mengayuh kencang sepeda, sebelum aku menjawab di tengah keheranan.

Ya Allah, cucu tetangga itu memang penyayang kucing. Rela-relanya kemari, hanya menegaskan berita yang hit di antara bocah, pasti cerita si Raja, nama cucu bu RT.

Menyelamatkan Tiga Bayi Kucing Kehilangan Induk

Setiap pengajian di Aula RW 06 Pasir Mulya, induk kucing liar itu selalu berlari mendekatku, kadang ke bu Hj. Heni Tarjo yang juga pencinta kucing.
Kucing cantik ini, sepertinya dibuang saat hamil tua.

"Bu En, kucingnya beranak di rumah saya, anaknya lima. Tuh saya kasih kardus." Bu RT yang tinggal di samping aula memberitakan kelahirannya, selasa, 1 September 2020.
Aku dan Heni berencana untuk patungan steril si induk selepas 2 bulan nanti.
Berpesan pada bu RT, tolong titip kucing itu. Sekantong DF aku serahkan buat si induk.

22 hari kemudian.

Si Induk dari kemarin sesak nafas, anaknya tak disusui.
Bu Heni segera membawa ke klinik hewan. Baru mau diperiksa, induknya mati.
Langsung terbayang ke lima bayi kucing itu.
Alangkan sedihnya ditinggal ibu.
Allah lebih sayang pada si induk. Ada rencana lain, mungkin lebih indah.
Bu Heni, membawa 3 bayi ke rumahku, dua diambil anak bu RT. 
Di rumah bu Heni, pasukan kucingnya kena flu semua, dan bu Een lebih layak merawatnya, katanya berharap aku tak menolak tiga bayi dalam keranjang.

Bayi kucing yang lucu berbulu panjang berrwarna abu dan loreng.
Sampai menitik airmata ini melihat bayi tanpa induk.
Masya Allah, aku ikhlas dengan rezeki ini
.
Jika, induk dan 5 anak itu besar, pasti dibuang bu RT. Karena si Uno, kucing jantan yang sudah ku steril aja, dibuang (cuman satu aja dibuang): alasannya si Uno dikasih ke kakaknya. Tapi naluri bu Heni dan aku, kok bisa sama, Uno dibuang...aduhhh sedihnya.
Ada  juga satu kucing titipan anaknya pun sering ngelayap karena lapar.
Terbayangkan nasib si induk juga dibuang nanti.
Inilah rencana Allah. (baca Ucapan adalah doa)
Tiga anak kucing kini ada di rumahku. Sehat terus ya bayi.
Ku beri nama: Thomas, Bubu Grey dan Dolly.

Hari ke 27, ketiga bayi semakin gemuk
Perlu banyak ikhlassssss.