Pages

Friday, April 28, 2017

Jangan Biarkan Rindu itu Hilang

"Kamu selalu menghubungiku, seperti tak mengenal waktu. Aku perlu waktu privat untuk diriku."
Kalimat itu memukul hatiku.
Begitukah sikapku.
Apa aku terlalu menganggumu ?

Padahal aku hanya menjalin komunikasi padamu. Karena  aku mencintaimu.
Jangan sampai perasaanku hampa dan redup padamu.

Aku pernah merasakan hal itu. 12 tahun lamanya.
Betapa aku mencintai dirinya.
Aku tau, bahwa dia memiliki selingkuhan di belakangku.
Aku tau.

Tapi bertahun tahun lama aku pura-pura tak tau.
Aku terus bertahan, terus pula menyalakan api cintaku.
Sakit rasanya tak diperdulikan.
Aku tetap menyapa, menanyakan keadaan.
Mencari pertanyaan yang kadang bisa kujawab, bahan untuk cerita.
Menelpon, walau jarang diangkat.
Menekan perasaan untuk tetap berprasangka baik.
Tetap tersenyum walau hati terluka.

Aku terus menyiram hatiku dengan cinta.
Aku memupuknya sendiri.
Cinta bertepuk sebelah tangan, aku tak perduli.
Aku tetap setia.
Menelpon, dan merasa bunggah menerima jawaban, dari sekian dering yang tak dianggap.
Bahagia membaca sms, walau hanya tiga kata.
"Aku baik saja."

Suatu ketika, aku lelah berupaya sendiri.
Menyapa terus.
Menjaga cinta ini.
Sekalipun lelah, aku tetap berdoa pada Allah untuk tetap menjaga hati ini, hanya untuk seseorang.
Sekalipun, batinku bertanya, berapa lama lagi sanggup bertahan, luka semakin mengangga. Apa aku terus bertahan. Entahlah.
Seperti biasa, aku tetap menyapa.

Suatu ketika, entah mengapa?
Aku merasa benar-benar lelah.
Aku tak lagi menyapa lewat sms ataupun telpon.
Aku belajar untuk tak menyapa.
Membiarkan hatiku bersama waktu.

Suatu hari, Allah menjawabnya.
Allah mencabut rasa cintaku padamu.
Aku tak ingin menyapa.
Dan aneh....aku tak lagi rindu.
Aku tak lagi cemburu. hatiku hampa.

Sampai aku benar benar pergi darimu.
Menutup lembaran kebersamaan kita.
Menyerahkan kembali buku nikah pada negara.
Di saat itu, aku tau...
Kau mulai panik.
Balik berganti sikap.
Menyapaku dan menelponku.

Aku pun tak buncah menjawabmu.
Aku merasa tak perlu menjawab
Hatiku sudah menjadi batu.
Selesai satu babak kehidupanku.

Dan Allah yang Maha Baik, kembali menganugrah cinta untuk kedua kalinya
Kekasih.
Aku kembali bahagia.
Seperti biasa, aku kembali menumbuhkan perasaanku.
Menyiram rasa cinta agar tak layu.
Namun, apa yg kuterima.
Seperti kalimat diawal tadi.
Aku dianggap menganggu.
Begitukah?

Baiklah, kalau itu maumu.
Aku tak akan menyapamu lagi.
Menanyakan kabarmu.
Baiklah...
Biarlah hatiku akan menjadi biasa.
Ketahuilah.
Jangan salahkan, lama lama aku akan berhenti menyapamu.
Lama lama aku tak akan merindukanmu.
Bukankah, itu maumu.

Wahai Pria dimanapun berada.
Satu hal yang harus kalian ketahui.
Bila wanita mencintaimu, ia akan selalu bertanya keadaanmu.
Menyapamu, walau menyebalkan.
Ketahuilah, karena wanita mencintaimu, merawat hati agar tetap setia.

Ingatlah.
Jika suatu ketika.
Tak ada lagi kata menyapamu
"Kang..."
Wanita sedang belajar untuk tak perduli. seperti mau kalian..."beri waktu privat"
Baiklah, akan kuberikan sepenuhnya.
Berhenti menyapamu.
Dan seiring waktu, aku tak merindukanmu lagi.
Bukankah itu maumu.

Wahai pria, dimanapun berada.
Bersyukurlah.
Ada yang menderingkan teleponmu.
Ada yang menyapa manja.
Jika rindu itu hilang.
Tak akan lagi kata sapa, cemburupun tidak.

Percayalah.
Kalian akan balik merasakan.
Rasa sepi dan kehilangan.
Semoga ini menjadi pelajaran, sesungguhnya, bersyukurlah, untuk sebuah sapaan setiap waktu walau menyebalkan.
Sebelum, wanita itu menghilang dan tak akan kembali.

Cirebon, 28 April 2017

No comments:

Post a Comment