Pages

Thursday, January 16, 2014

WANITA SUKU HIMBA, SI MERAH EKSOTIS

"Emangnye N'cang Ali, apa kurang kerjaan? bukannya ngeliat suku-suka di Nusantara , malah lihat cewe suku lain di Afrika", tanya Rahmat adiknye Mahmud rada ketus.
Cuman dijawab N'cang dengan manyun  sambil melenggos. Dalam hati gua kemarin lihat gadis cakep Gadis Suku Masaai
Beberapa menit  kemudian.
Dengan  gaya santai  plus menghisap pipa tembakau, akhirnya N'cang nyahut juga,

"Tau kaga, dengan melihat suku lain di dunia entuh. Baru kita sadar, suku di Indonesia kaga ada matinya. Makin cinta deh! sama Indonesia."
Bbussstttt!  asep dikeluarin mengepul di udara.
uhhpsst!  busyettt, dah!  Bujang tua banyak lagaknya, maki Rahmad dalam ati.
Dalam hati N'cang, suku manaa lagihhh yang mau diunjuk sama si Mahmud.

Ini gadis cakep banget, eksotis! Kaga biasanya, kulitnya merah. 
Setau N'cang, nih!  Suku-suku di Africa berkulit hitam legam.Ini beda bangettt. Merah.
Rambutnya panjang kaya ditutupi tanah liat, teruss...kenapa aurat..tetek [maaf,,]
dibiarkan begituhh, malah sibuk nutupin pantat, batin N'cang sembari melonggo.


Ini gadis Suku Himba, dikenal juga dengan 'Suku Merah'

Suku Himba tinggal di daerah Kunene,  sebelah utara Namibia, Afrika dan hanya berjumlah antara 20.000-50.000 jiwa dan hidup secara semi nomaden, sehingga bentuk rumah mereka pun tidak seperti layaknya suku yang menetap di satu tempat.


Meskipun masih primitif, suku ini sudah berinteraksi dengan dunia luar. Namum hampir sebagian suku Himba tetap mempertahankan pakaian tradisional, yaitu topless dibagian buser ke atas, untuk menutupi bagian bawah mereka memakai cawat dari kulit. Bagi wanita  suku Himba, yang harus ditutup dan sangat memalukan jika terbuka  adalah bagian bokong, sedang bagian tetek...itu biasa dibuka..#hihihi N'cang gelagepan...
Iya deh, anggep buat pengetahuan. Buka porno ,loh!...# sambil nutupin muka dengan jari. N'cang tersipu. 

Kulit wanita suku Himba, seperti pada umumnya berwarna hitam gelap. Warna merah di hasilkan dengan melakukan ritual kecantikan setiap pagi. Mereka mengoleskan campuran lemak mentega, dengan mineral khusus berwarna merah, serta wewangian dari daun semak ke sekujur tubuhnya. Selain sebagai tabir surya dan pengusir serangga, krim ini membuat kulit terlihat berkilau kemerahan, simbol dari warna tanah yang kaya dan darah yang merupakan representasi kehidupan. 



Rambut mereka dikepang kecil dan turut dilapisi campuran mineral hingga kaku dan kecoklatan. Rambut wanita yang sudah menikah disibak ke belakang dan memiliki hiasan kulit bagian atas, sementara kepangan rambut anak perempuan yang menginjak masa puber dibuat menutupi wajah. Wanita suku Himba sangat indah dan eksotis dipandang mata, terutama gadis-gadisnya.
Setelah ritual kecantikan mengoles pewarna merah ke tubuhnya.
Wanita itu segera bekerja mengurusi hewan ternak.

Keunikan suku Himba lainnya adalah sistem keturunan yang bilateral demi bertahan hidup dari kondisi alam yang keras. Setiap orang merupakan anggota dari dua klan yaitu klan ibu dan ayahnya, sehingga ada dua pihak yang dapat diandalkan dalam keadaan darurat.

N'cang tersenyum masih malu-malu.
"Gadisnya kece! Mud..." bisiknya ke Mahmud pelan,"bisa kaga dibawa atu ke Jakarta, buat bini gue. Trus gua pakein baju gamis ama kerudung"
Mahmud kaga menjawab, melenggos pegi.
Tinggal N'cang terpukau, tak habis-habis memuji itu cewe kece  Himba.suku

Dadah ahhh..permisi.
Mau kaburrrr


***

Sumber cerita:http://edition.cnn.com/ (20/5/2012)
Sumber gambar : obiezyswiat.org.








No comments:

Post a Comment