Pages

Sunday, January 19, 2014

Manisnya berjilbab, Nak [Catatan Mama]


Een Endahyuanah
30 November 2012 melalui seluler
Satu per satu sahabatpun pergi

Pergi tak kembali.keharibaan Illahi
Tidak perlu menangis.
Sudah bagian dari janji
Setiap makhluk yang berjiwa pasti akan mati.
Kemanapun kau pergi berlindung ditembok tinggi, 


kematian akan menjemputmu.

# Selamat jalan.Bu..Wahai jiwa yg tenang.

Itu postingan,  saat aku turut memandikan sahabatku.
Di rumah aku menceritakan kebahagian kepada anakku.
keinginan, untuk bisa memandikan jenazah...terkabul di hari itu.



Nisa Latifah Ihsan

"Nak, wajahnya begitu cantik. Rambut yang panjang dibagi tiga dan dikepang.
Dimandikan dengan segenap kelembutan, karena ia mengalami sakit yang tak manusia kira. Begitulah caranya...Satu lagi, Mama baru tau, cara memakaikan jilbab pada jenazah. Kainnya, digunting kecil-kecil berbentuk garis, kemudian masukan tali kain didalamny, tarik! dan berkerut indah. Jenazah itu terlihat cantik. Bayangkan! yang meninggal saja wajib memakai jilbab.
Bagaimana yang hidup? "
 # Anakku menyimak tanpa berkata sedikitpun.

***

Buah hati tercinta, sejak Taman Kanak-Kanak  hingga SMP sudah memakai jilbab.
Sekolah Islam mewajibkan peserta didik...Ternyata itu hanya formalitas. Cuman 'seragam.'
Setiba dirumah, jilbab itu lepas dan besok dipakai hanya ke sekolah.
Aku sudah memberitahukan, jangan bermain-main; tutup buka jilbab.
Anak remaja mana bisa dipaksa, biarlah semua berasal dari hati nuraninya.

Jalur prestasi taekwondo mengantarkan masuk ke Sekolah Menengah Atas  Negeri.
Sikapnya yang tidak serius berjilbab, aku sarankan ; sudahlah ndak usah memakai jilbab,percuma! kalau hanya sebagai seragam belaka.
Dengan caraku ini, kuharap agar ia merasa ; bagaimana seharusnya seorang muslim diantara teman yang berbeda agama. Nyatanya, jilbab tetap dipakai pas jam pelajaran Agama.

Sebagai Mama, aku terus berdoa untuknya, berharap digetarkan nuraninya untuk berjilbab.
Aku memang tidak mau memaksa, karena sesuatu yang dipaksa akan menimbulkan keterpaksaan...Pemberontakan...Lebih baik ia menyadari dengan keikhlasan,
Kapan? Kapan, Ya Allah? Sabar dan terus berdoa...
Allah akan menjawab pada waktu yang tepat.

***
Een Endahyuanah
4 Desember 2012 melalui seluler


Ternyata "sesuatu" itu

Doa mama terkabul.
Tdk pernah dipaksa krn percuma
Tapi datangnya dari hati.
Anakku berjilbab dgn sepenuhnya.
Janji ya, Nak..
Janji karena Allah.

Empat hari kemudian, anakku memegang baju lengan panjang  saat belanja di Mall.
Aku mengerti maksudnya, ia tidak pernah meminta cukup memegang sesuatu berkali-kali.
Sesuatu yang tidak biasa, koq baju lengan panjang?


"Mama belikan, berapapun harganya, tapi janji setelah memakai baju itu. Ica harus berjilbab, ya."



Dengan semangat ia memilih lima  baju sekaligus, semua berlengan panjang.

Sepulangnya, aku langsung posting ungkapkan kebahagianku itu
"Sesuatu" itu adalah anakku berjilbab sepenuh hatinya.
Ya Allah, sujud syukur ..Maha Besar Allah yang telah menjawab doaku.


Ternyata beberapa hari itu, ia merenung semua ceritaku. 

Yang Mati saja berjilbab apalagi yang masih hidup. jilbab itu kewajiban Muslim sejati...Jilbab itu harus serius, bukan sekedar hiasan kepala.
Berjanjilah, Nak...Jika rambutmu tertutup, jangan kau biarkan terbuka di lihat orang.
Biarlah itu menjadi sesuatu yang indah. Bila seorang lelaki  mendekatimu,  pastilah karena manisnya kau memakai jilbab, dan pasti lelaki itu melihat dengan ketaqwaan.
Jangan pernah takut berjilbab karena tidak mendapat kerja.
Karena semua itu urusan Allah. Yakinlah semua akan menjadi indah.

Pertama berjilbab dari hati

Kini permata hatiku, Nisa Latifah Ihsan telah berjilbab sepenuh hatinya.
Tidak sekedar penutup kepala, tetapi dengan ketaqwaan.
hmm, anakku. Kau semakin Manis. 
Manisnya berjilbab, Subhanallah.

***

3 comments:

  1. Ikut merasakan kebahagiaan Mbak Een. Aku sendiri masih terus berdoa karena dua anak gadisku belum mau memakai jilbab. Semoga suatu hari nanti aku juga bisa merasakan bahagianya Mbak Een.. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf baru balas, anak saya sekolah dari TK samapi SMP semua berjilbab, hanya sebagai seragam saja. akhirnya saya suruh buka, percuka kalo tidak dari hati. Pada akhirnya, saat itu datang, malah saat saya bercerita, betapa yang meninggalkan wajib berjilbab dan terlihat manis, masa yang hidup tidak. alhamdulilah ,kini anak saya berjilbab. semoga pada saatnya,anak Mbak Dewi Sutedja akan berjilbab yang datang dgn kemauannya sendiri

      Delete
  2. semoga ini menjadi inspirasi ya mbak. Pada saatnya kedua buah hati akan berjilbab juga

    ReplyDelete