Pages

Monday, June 26, 2017

Mungkin, Dia Cemburu

Wanita itu menghembuskan asap rokok dengan kasar, ada gelisah di wajahnya.
Aku duduk di samping, menjaga jarak sebagai orang baru...dan hanya diam mendengarkan semua ceritanya.


Kemudian di hari selanjutnya, aku hanya membaca curahan hatinya melalui pesan.
Aku hanya meng -iyakan.
Membiarkan dia bercerita.
Sebenarnamya aku sedang mengujinya.
Ingin mengetahui siapa dia.
Mendalami hatinya.
.
"Orang bilang, kami punya sifat yang sama, ibarat kata, aku versi perempuannya, kami sama."
Mendaulat diri sebagai teman hampir 20 tahun terakhir, hingga dia seyakin-yakinnya,  mengenal sahabatnya.

"Kami pernah sama sama ke Yogja, tidur sekamar, bahkan orang menyangka dia suami saya," lanjutnya, ada senyum di bibir saat mengenang masa itu.
Padahal, aku sekuat hati menekan perasaanku,
dia sering memanggil: suamikuuuuu
"Dia bilang, aku ini teman yang mahal, sulit disentuh. Suer, kami nggak pernah tidur."
Aah...apa dia ingin disentuh? Sepertinya.
Biasanya, kalau pulang, selalu kemari, dia tidur di kost ku, sejak ada kamu malah nggak lagi.

Mungkin dia sedang cemburu.
"Kalau ada yang suka denganmu, mending pilih aja yang itu. Kamu nggak tau sifat aslinya." 
Itu sarannya.
"Ingat ya, sebagai orang yang lama single, kami saya perasaan. Paling nggak suka ditanya-tanya, kemana dimana. Pokoknya jangan ganggu aja. Yakin deh, langsung dia tinggal tuh pacar yang sukanganggu privasi."
Dan aku tak berkemih.
.
Lalu hatiku penuh gemuruh. Aku tau, dia mencintai teman dekatnya, yang kini jadi kekasihku.
Dia cemburu.
Dengan aku.
Wajarlah, aku bisa menebak kecintaannya. Masa fotonya pun dengan yg disebutnya 'suami'
Apa tidak ada foto lelaki lain.
.
Kadang, seorang sahabat 'merasa' lebih mengenal sahabatnya, hingga dia lupa bahwa dia bercerita dengan kekasihnya.
Kadang, seorang lupa, sekalipun berteman puluhan tahun, merasa dekat akan  berbeda dengan kekasih.
Sekalipun mengenal hanya sebulan, semua terasa dekat.

Ketika aku bicara cemburu.
Kekasihku hanya bilang.
"Cape deh!"
Ternyata, kalimat itu sangat menusuk hatiku.
Kau anggap apa aku.
Tak berhak 'cemburu'
Entah untuk berapa lama lagi, kau menyelami hatiku.

No comments:

Post a Comment