Pages

Wednesday, December 16, 2015

Si Remaja Bingung Mencontoh Kucing Dewasa #Neko Hameri

Kucing kecilku, Neko Hameri  sudah memasuki usia 5 bulan.


Ini kitten yang istimewa, dibawa jauhhh banget, dari kampungku selama 3 jam.
Heudeh, kucing juga sekampung jeung urang, dari Ds Cikalahang, Dukuhpuntang, Sumber. 
Ini kucing Cirebon hijrah ke Bogor, bagiku, 'sesuatu banget'. Setiap keluarga yang datang ke Bogor, selalu tanya, "Mana kucing yang dulu,"
Iniiii, Neko Hameri udah ganteng, imut maksimal.


Ibarat, anak bungsu di rumah ini. Neko Hameri disambut dengan berbagai prilaku kucing-kucing lain. Ada yang cemburu hebat, trus demostrasi ke eikeh...Minggattt, si Boni tuh. Klik di sini
Entah apa yang dibisikan Mama Loli

"Belajar jadi Pejantan Tangguh ya, Nak"

Ada yang suka menggeram terus, si Mama Loli Toti, sok galak gitu, tapi tetap bertahan di rumah (Ratunya rumah sih). Eh, sekarang malah jadi Mama angkat Neko Hameri. Klik di sini

Ada yang menyambut dengan manis dan penuh kasih sayang, duo jantan Odi dan Coki Toti.

Yang terakhir, Meggie Boy, lagaknya nggak jelas banget, cuek enggak, girang juga nggak. Nggak jelas.

Sekalipun sering kena tabok, Mama Loli Toti, Neko pantang mundur menghadapi si emak galak tuh.

Bener kata Mama Majikan (aku menyebut diriku begitu)
"Cinta itu ada dua pilihan; Maju mendekat atau mundur sejauh-jauhnya"
Kucing kecil ini, memilih memperjuangkan kasih sayangnya, untuk bisa diterima oleh kucing-kucing senior di rumah. Neko, terus maju mendekat sedekat-dekatnya, pantang mundur,.
Semua memang harus berani ya, sayang. 
Harus kuat. 
Dan aku membiarkan nalurinya berkembang.
Nggak akan, terulang kembali perlakukanku pada si Meggie Boy. Di musuhi kucing lain, langsung kulindungi, sangking takutnya terjadi sesuatu dengan Meggie, takut luka, takut apa-apalah, jadilah segalanya nggak boleh, akhirnya...Ini si Meggie, jadi jantan setengah mateng. Nggak jelas begitu. Meggie nggak pernah berani berkelahi dengan jantan lain, pasti mundur dulu, atau menunduk serendah-rendahnya. Ini akibat salah asuh.

Perlakuan dengan Meggie dulu, nggak akan aku ulangi lagi dengan Neko Hameri. Kubiarlah saja, apapun yang terjadi, terjadilah. Ku pikir, nggak akan mati juga kalo di serang sedikit. Biarkan saja, biar kuat. Belajar mengekplorasi dengan lingkungan dan beradapatasi dengan sendiri.


Neko Hameri, di usia sekarang, termasuk kucing remaja(adolescence), mulai rada galau mau meniru siapa. Neko sedang masa transisi di usianya, tak bisa mencontoh induknya, Neko Hameri meniru kucing-kucing Senior, khususnya dengan gerombolan si Berat, Mama Loli Toti dan duo jantan. 

Kucing piatu ini, mungkin mewarisi sifat induk dan bapak biologisnya. Sayangnya, aku tak kenal karakter ke dua orang tuanya. Dia terbuang diusia 2 minggu, hingga Neko belajar dari lingkungannya di rumah.

Belajar jadi centeng rumah kaya Mama Loli
Sifat yang dominan...*Tepuk jidat eikeh*
Neko meniru kegalakan Mama Loli Toti, galak, dan selalu menggeram dengan siapapun, sama aku sih khususnya.Grrrr...Mengeram, serang dan gigit. Emang sih, bonus eksklusif punya kucing itu, kena gigit dan cakar. Mana ada kakiku mulus, habis dicakarin para kucing. Aku suka berteriak:" Neko, sakitt"...Si Remaja kece ini cuek aja, mengasah kukunya. Nasib, kaki jadi korban.

Neko memiliki ke dua kakak angkat, duo jantan yang penuh kasih sayang, Odi dan Coki Toti.  Merekalah, yang mengajarkan cara  bermain dan berkelahi. Bermain terkam tangkap, bergelut hebat. Neko menjadi si kecil yang pemberani, ini akibat kursus tambahan ajaran Mama Loli, cara menyerang musuh. Kadang aku terharu dan bangga, melihat Neko tumbuh bersama keluarga barunya. Sekalipun bermain saling serang, duo jantan, nggak sungguh memukulnya dan menggigit Neko Hameri. Tetap penuh kasih sayang memperlakukan si kecil.

Si Galak  Odi, Penguasa Rumah, bahkan sapu lidipun di kuasai, ihikz
Sifat Neko sering meniru duo jantan, Odi dan Coki.
Odi Toti, jantan paling galak dan centeng teras. Neko ikut-ikutan menyerang kucing jantan yang masuk ke teras rumah. Nggak sadar masih kecil, serang sampai bulunya berdiri semua. Neko belajar menantang kucing jantan lain, agar dewasa nanti bisa berhasil mencapai status sosial yang tinggi, menjadi kucing dominan(alpha), penguasa wilayah teritorialnya, meneruskan kejayaan Bonnie Brown di masa lalu. 
Si lembut Coki
Coki, memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Odi. Ia lebih kalem, suka mengalah dan manis. Sayangnya, ada sifat Coki yang ditiru Neko Hameri. Jantan ini, agak aneh. Setiap melihat orang asing (tamu) masuk rumah, Coki langsung kaget lari terbirit-birit, sembunyi. Termasuk, saat aku masuk ke rumah dengan memakai penutup muka, dikira orang asing, Coki langsung kabur.
Itupun ditiru Neko, takut sama manusia asing.

Lain lagi, yang ditiru dari Meggie. Sama-sama berbulu dengan corak sama, abu-abu putih. Aku pikir, ada kemiripan mereka ternyata tidak.

Meggie kecil dulu, nggak pernah belajar bertempur, saling terkam dan cakar, karena nggak ada lawannya. Paling cuman main kejar-kejar sama Emily. Hingga dia tetap kalem hingga kini. Aura Meggie, seakan sedang memegang bendera putih, tanda menyerah dan berkat, "damai". 
Tak heran, Meggie kucing kalem melambai.

Kelebihan Meggie, mengajarkan cara memanjat lebih agresif. Meggie suka mengajak Neko, Coki dan Odi cara memanjat ke tempat tinggi.
Cilakaknya, Meggie memanjat setinggi-tingginya, turun, nggak bisa. Ngeong-ngeong minta tolong. Bikin aku repot saja.*Tangga mana tanggaaaa*
Ada apa sih? diluar. Mau melihat dunia.

Naik, nggak bisa turun...muka sok imut

Begini caranya, naik terus naik (meggie)
Mulai mengikuti Paman Meggie
Eh, Neko meniru jalannya Meggie, yang 'sok gagah' Badannya ditinggikan, ketemu orang, di turunkan sedikit. Bedanya, Meggie langsung lari tunggang langgang ketemu musuh, Neko malah maju terus menyerang.
Lihat, tuh!
Nggak ada apa-apa, malah kelain arah
Ada apa sih, kok ke sana mulu?

Perpaduan sifat inilah didapat si Neko dari meniru sifat kucing-kucing senior di rumah. 

Sebentar berubah-rubah. Mungkin Neko Hameri mabuk, perlu minum obat sakit sekali,"Lieurrr."
Pusing, mending ngempeng









2 comments: