Pages

Monday, August 24, 2015

Jika kamu menjadi seekor kucing...

Bagaimana jika kita, manusia bertukar tempat menjadi kucing?
Kita bayangkan dan meresapi hati menjadi seekor kucing.

Kucing ras berbulu panjang, ditaruh dalam kandang dan di pajang.
Hanya bisa berjalan tiga langkah.
Kemudian, terpaksa tidur seharian.
Itupun, di anggap kucing pemalas.
Bagaimana bisa berlari riang, teruji kandang membatasi gerak.
Bagaimana, bisa bergelut senang, Aku, selalu sendiri dan terus sendiri. Sendiri...

Semenjak lepas susu, aku terpisah dari indukku.  Aku mengeong mencarinya.
Rindu jilatan Ibu, tapi tak pernah kulihat lagi. Aku rindu dengannya.Ibuku...
Hatiku, mataku sayu.
Andai aku bisa bicara pada manusia,
"Biarkan aku bersama ibuku."
Aku mengeong sejadi-jadinya.
Hampir serak suaraku,  manusia itu tetap tak punya rasa.Memisahkanku dengan ibu. Bagaimana rasanya menjadi piatu, tiada lagi kasih sayang. Tiada tempat membelai manja. Tiada lagi, semua hilang. Manusia itu, menghilangkan, senyum manisku.

Semenjak itu, aku di taruh kandang ini, aku hanya diam. Memandang lalu lalang manusia, yang sesekali kagum dengan bulu. Kemudian pergi.
Wajah sedihku, dianggap lucu.
Semakin sedih, aku pasti dibeli.
Didalam kandang, aku berharap, ada yang mau membawaku pulang.
Memberi tempat yang nyaman.
Aku bisa berlari riang...itu mimpiku.

Suatu pagi, aku mendengar pembeli dan penjual saling menawar.
Kemudian, aku dibawa pulang.
Aku bahagia sekali, juga deg-degan.
Apakah, manusia itu akan mencintaiku sepenuh hati?
Atau menganggapku sebagai barang, bukan, mahluk Tuhan. Aku tak tau, bagaimana hidupku nanti, Berdoalah aku sepanjang jalan.

Rumah besar dan nyaman.
Bapak itu begitu baik, sayang istrinya memaki karena uang belanjanya berkurang.
"Ngapain beli kucing?" protesnya keras, wanita itu memandangku sinis.
"Bisa diternakkan, kita jual anaknya, kan untung," jawab suaminya.Namun Istrinya tetap tak suka kehadiranku. 

Akhirnya, aku dijual dengan harga murah.
Aku terdampar di rumah peternak kucing. Disitulah penderitaanku dimulai. Belum selesai melahirkan, aku dipaksa untuk hamil lagi. Berapa banyak anakku terpisah, mungkin bernasib sama denganku.
Aku merasa tidak dianggap seekor kucing, mahluk Allah yang punya perasaan.
Aku hanya dianggap 'barang', benda mati, yang bernafas,  yang layak  diperjual belikan. Penghasil pundi pundi uang untuk manusia.
Wahai, manusia, apakah kau lupa? suatu saat Allah akan meminta pertanggungjawaban atas perbuatanmu, sekalipun aku seekor kucing. Sungguh siksa kurasa atas perbuatan kalian.

Kini, usiaku 8 tahun, aku mulai tua.
Rahimku lelah. aku sakit tak berdaya.
Pagi itu, hujan gerimis, aku dilempar dipinggir jalan. Dingin dan lapar
Buluku rontok, badanku kurus.
Jamur menyerangku, buruk rupaku.
Beginilah nasibku, dianggap tak berguna, lalu dibuang.
Berapa kali, aku berganti pemilik, bosan dijual. Kemana aku mencari, manusia baik hati.
Manusia yang menyayangi sepenuh jiwa.
Manusia, yang menganggap aku kucing bukan barang. Kemana?

Tiba-tiba, tangan lembut itu mengusapku.
Matanya teduh.
Senyumnya ramah.
Tak ada rasa jijik padaku, terus mengusapku.
Ia, mengendongku, dan membawaku pulang. Memberiku makan, memandikanku dengan dendang. Mengobati seluruh lukaku, dan luka hatiku. Menyembuhkan deritaku.

Kini, sepanjang hidupku,baru aku tau, masih ada manusia yang baik hati. Menerimaku dengan curahan kasih sayang. Menganggap aku, bagian dari keluarga. 
Aku berkumpul dengan saudara-saudaraku yang lain. Kucing berbagai jenis.
Saling cerita, sejarah pilu kami.
Aku hanya berharap, disini tempat terakhirku, sekalipun bersempit dengan yang lain. Rumah kecil ini, bagai surga di ujung usiaku...

Kini, Aku bahagia, berlari riang.
karena aku seekor 'kucing'
bukan barang.
"I am someone, not 'somethink'
#Cerita ini didedikasikan kepada rekan rescue kucing, yang rela berbagi tenaga, waktu dan uang untuk menyelamatkan beberapa ekor kucing ras, korban jual beli.
Lets adopt, don't buy.

7 comments:

  1. nice post :)
    jd kangen sama ucing dirumah kasian dikandang terus seharian kalo lg dikantor :(

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat kucing2 lucu di kampung halaman yang seneng menjajah tempat tidur, dan syukur pula di lokasi kerja ada 3 ekor kucing pendatang, 2 udah jinak namun satunya masih liar

    ReplyDelete