Pages

Monday, December 2, 2013

MANISNYA KEIKHLASAN


Melewati jalan kampung sebelah, Fatimah  terpana dengan ketampanan dua anak kecil.
Anak sapa ini? wajahnya tampan nian, batin Fatimah sambil dielusnya kepala keduanya. Usianya sekitar  lima tahun dan tiga tahun...belum sempat Fatimah mendapat jawaban, ia harus segera pulang.

 “Keridhaan Allah itu pada keridhaan orangtua dan    kemurkaan Allah pada kemurkaan orang tua”. 
(HR. at Tirmidzi )


Sebagai anak gadis yang berbakti pada orangtua, usianya pun termasuk telat nikah. Fatimah seorang guru Agama dan lulusan sebuah Universitas Negeri jurusan keguruan.
Dengan ikhlas  dan ridha Fatimah menerima pinangan seorang lelak,i tentara berdinas di pulau Jawa, pilihan ayahnya.
Fatimah hanya tau dari pihak keluarganya, bahwa laki-laki itu cocok dan baik, kebetulan sama-sama berasal dari Aceh.

***

       Bulan madu yang sangat manis, seminggu hanya untuk berdua.
Waktu hanya khusus untuk Fatimah...itu yang paling mengesankan bagi Fatimah.
Bulan madu, ya, bulan madu, tidak usah berpikir yang lain, Itu ide yang sangat bijak.
Banyak pasangan sekarang, bulan madu diliputi masalah. Tahan dulu!
Biar waktu ini, cukup untuk memadu kasih, agar cinta itu benar-benar hadir didalamnya.

Tiba dirumah, Fatimah diperkenalkan dua anak kecil bawaan suaminya.
"Subhanallahh..." Fatimah mengelus dadanya. 
Bagaimana tidak kaget, ternyata kedua anak yang memikat hatinya dulu  adalah anak suaminya.
Fatimah, sahabatku itu bercerita denganku. Terus terang, ia jatuh cinta pandangan pertama bukan dengan bapaknya,  tetapi kepada anak yang dipinggir jalan; anak piatu yang berwajah rupawan.
Fatimah memiliki empat anak dari perkawinaan, dan ia tidak membedakan semua anaknya.
"Bapak itu sangat bijaksana..bayangkan! sebelum meninggalpun, dia bercinta dengan saya. Tidak  sakit...sehari kemudian Bapak berpulang ke Rahmatullaah "
Sungguh, suaminya adalah  pecinta sejati.

       Kini Fatimah memetik hasil dari ketulusan dan keikhlasan merawat anak-anaknya bahkan kepada ke dua anak tirinya. Banting tulang Fatimah bekerja untuk semua anaknya disaat ia menjadi janda. Anak laki rupawan kini berpangkat Kolonel, gagah dan berwajah rupawan demikian juga anaknya yang lain, semua berhasil dalam bekerjaan dan kehidupan.
Yang membahagiakan Fatimah adalah jerih payah terbalas sudah.

Bakti kepada orang tua menerima pinangan duda beranak dua.
Merawat anak tanpa pilih kasih. Di jawab Allah dengan nikmat yang sangat luas.
Apa yang di tanam itulah yang ditunai...seharusnya hidup itu harus begitu.
Hiduplah dengan keikhlasan dan mencari ridha Allah dan orangtua.


***

Semoga cerita ini mencadi sumber inspirasi anda semua.
Sumber Inspirasi, teman sebangku saat menjadi guru.
Penulis : Een Endahyuanah.

No comments:

Post a Comment