Pages

Monday, November 4, 2013

MOVE ON


Dari mana ya,  Om itu? kok arah rumahnya berlawanan? batinku.
Saat melihat Om Jamalludin melintas dengan sepeda motornya, ia tidak melihatku karena matanya masih mengantuk dan bersegera pulang. Saban pagi aku selalu bertemu dengannya, tapi ia tidak pernah sadar kehadiranku. Aku hanya menyimpan dalam hatiku, pagi buta kok sudah kelayapan.

"Mina, are tutu lauk haruan tuh!! " Tanyaku, saat berkunjung kerumah tanteku yang kupanggil Mina.
 Aku memandang hampir satu drum bekas, berisi ikan gabus besar berenang memenuhinya..
" Iyooohhh. Om mu setiap andau memisi.."sahut Tanteku.
 Oh!!  aku terpana mendengar jawaban tanteku. Pikiranku berputar..'misteri terungkap'...
Memancing dimana dalam hatiku? Di sungai? atau Di pasar?
Setiap subuh melintas di depan rumahku, mana ada sungai di daerahku.
Dasar laki-laki!

***
Minaku menangis sampai mau pingsan, sakit hatinya. Kulihat kaca lemari dikamarnya, pecah dan ada bekas darah...ternyata bertengkaran hebat telah terjadi.
Makanan yang kubawakan pun tidak dimakannya, hanya sesuap dan tiba-tiba berhenti seketika.
"Nggak bisa makan, tersekat rasanya.."
kulihat drum tempat ikan itu terbalik, dan ikanpun bergelepar..Kasihan,  ikan gabus menjadi korban.
"Coba bayangkan, ketahuan inya..Mina umpati, taunya jar 'memancing'. Memancing keramputnya...memancing bebinian.." Mina mulai bercerita diantara isak tangisnya
" Bediam  di barak, malah asik mencuci baju, memasak... dirumah pang , mana pernah...makan tinggal makan, baju tinggal pakai...apa dia merasa kaya anak muda dulu lagi, susahhhhh "

Laki-laki memang aneh, dirumah sudah begitu siap sedia, malah cari yang membuatnya repot dirinya..Apa dia sedang tebar pesona? " Om-mu sudah bebini lagiiii" lagi-lagi Mina mau pingsan.
Ternyata Om lagi jatuh cinta dengan bekas pembantu di tempat famili.
Dasarrrr....aku menjadi gemes, mau rasa kujambak perempuan itu.
Kadang aku tidak mengerti jalan pikiran laki-laki.
Aku masih terlalu muda untuk mengerti dan baru menikah.

***
Minaku tidak pernah bercerai, dan suaminya pun mendapat anak lagi dari istri mudanya. 
Mereka hanya pisah rumah saja, tetapi tidak pernah bercerai.
Dalam kesepiannya Mina lebih banyak di hutan sebagai juru masak di camp hutan.
Mina berpikir,  untuk apa memikirkan lelaki yang tidak mencintainya, lebih baik ia berkerja mencari uang menghidupi anak dan dirinya sendiri.
Dari hasil kerja kerasnya Mina malah bisa membangun rumah untuk dirinya. Suami,  katanya hanya sebuah status yang sulit ditanggalkan. Tetapi apalah rumah tangga jika semua hanya kehampaan...
tak terasa Mina mulai menua.
Masa mudanya telah berlalu, kegetiran hidupnya telah dilalui.
Hidup cuman sekali, carilah kebahagia..
Bahagia yang entah bagaiman bentuknya, jangan terkurung dengan sesuatu yang tidak pasti.
Beranilah keluar dari lingkaran. Bangkit..Move on !!!
Mulai sesuatu untuk mencintai dirimu sendiri. 
Jangan seperti Mina, tidak cintai tapi tidak mau meninggalkan,  nggak berani!
Ahhh..kadang nasehat itu berasal dari pelaku sesungguhnya.
Yang benar-benar merasakan sakitnya, buka dari buku atau membayar mahal pada psikolog dengan banyak teorinya...Belajar terbaik adalah belajar dari kehidupan.

Aku yang muda tak bersuara, ambil yang baik buang yang jelek.
Belajar memang harus begitu.

***


Mina, are tutu iwak haruan tuh !!     : Tante banyak sekali ikan gabus ini ( bahasa Dayak Ngaju)

- iyoh, ommu setiap andau memisi.. : Iya, Ommu setiap hari memancing (bhs Dayak ngaju)
Coba bayangkan, ketahuan inya..Mina umpati, taunya jar memancing, memancing keramputnya...memancing bebinian. : coba bayangkan , ketahuan dia, Tante ikuti, katanya    memancing bohongnya, memancing perempuan. ( Bahasa banjar)
Bediam  di barak, malah asik mencuci baju, memasak... dirumah pang , mana pernah...makan tinggal makan, baju tinggal pakai...apa dia merasa kaya anak muda dulu lagi susahhhhh  : Tinggal di kos, malah asik mencuci baju, memasak..di rumah, mana pernah.makan tinggal makan, pakaian tinggal pakai..apa dia merasa muda lagi seperti masa susah (banjar)
-Bebini lagi : kawin lagi ( bahasa banjar)

***


Palangka Raya, ditahun 1997.

Inspirasi by seseorang...

No comments:

Post a Comment