Dulu, kau tidak begitu! atau
: aku yang terbutakan cinta
terlalu lugu, tidak pernah mengenal cinta.
Dulu, aku hanya tau... aku cinta kau.
syaratku mudah, kau harus seagama denganku.
tiada yang kulihat... hanya cinta dan agama.
Aku percaya...
Dengan cinta, semua akan mampu kita lewati bersama.
Miskin, bisa menjadi kaya dengan kerja keras
Bodoh, bisa menjadi pintar dengan tekun belajar
hanya satu yang utama, bahwa kita seagama.
Dengan cinta, tentu perahu yang akan kita dayuh bersama,,
Pasti terasa mudah.
Aku tak pernah meminta lebih darimu.
Aku hanya cukup kau cintai dengan kelembutan.
Aku juga tidak meminta lebih darimu
bawa aku bersama, dalam kebahagian di dunia akhirat.
apakah aku berlebihan?
Sejalan dengan waktu.
kau tidak seperti dulu lagi.
kau tlah berubah...kau bukan dirimu lagi.
aku hanya mengenalmu dua tahun selama dua puluh dua tahun.
sejak itu aku tau, siapa dirimu
tabiat aslimu keluar sejak itu.
kenapa ...kenapa jadi begini.
tapi, kau adalah pilihanku.
aku tetap bersabar, bertahan, dan terus mencoba
lama!
dan lama....
kenapa hanya aku yang terus mencoba
diam untuk memahami dirimu
kenapa hanya aku seorang?
ada saatnya aku merasa letih.
Cinta dipadamkan dengan kata-kata yang kasar.
kata-kata yang kasar adalah corong hati yang kusam
Bagaimana kau bisa menjadi kasar
sementara aku begitu memujamu
bagaiman nanti hidupku,..
bisakah aku hidup dengan keindahan kasih sayang,
jika kau selalu berkata kasar
oh Mas ku...maafkan aku, jika sudah sampai waktu.
jangan kau tanya mengapa aku pergi.
kau pasti tau, jawabannya...
***
Pujangga berkata, sejatinya cinta itu lugu.
manusialah yang disinggahinya memberi bumbu bahkan pewarna.
akhirnya berkecamuklah segala cita dan rasa: asem manis pahit hambar dan pelangi
akhirnya aku hanya bisa bilang
: mas ..aku harus pergi
***
Kota Hujan, 02 April 2013
No comments:
Post a Comment