Pages

Tuesday, November 5, 2013

karet gelang..dulu hingga kini.



Hanya karena nggak ada karet karet , sumuuuuuu bianget, rambut terurai bikin gerah.

Apa iya mengikat rambut pakai tali rapia.
Gelang karet atau gelang karet punya cerita dimasa kecil.
Belum punya penghapus karena mahal, gelang karet dililit diujung pinsil, jadilah penghapus. walau resikonya kertas rada-rada jadi hitam.. atau kalo lagi iseng, gelang karet suka di cemplungin ke kaleng minyak tanah, Besok-besok sudah melar kaya cacing gelang.


Bagi anak perempuan gelang karet di rangkai jadilah permainan loncat tali.
aduhhh... aku selalu kalah waktu tahap tingginya tali di atas kepala.
Nyerahhhh deh...ndak jago main loncat tali.
Gelang karet juga bisa dijadikan permaian bentuk- bentukkan, dengan menaruhnya dijari . jadi bintang, kuburan atau sulapan sulapan . Anak laki laki bandel suka meleteki gelang karet dengan jarinya...jahat dan jahil.
Sekilas kenangan manis gelang karet saatku masih kecil
Dari dulu sampai sekarang,  karet gelang masih banyak gunanya,
sesuatu yang terlihat kecil dan sederhana jangan diremehkan...selalu cari karena banyak manfaatnya


***


Karet gelang atau gelang karet adalah potongan karet berbentuk gelang yang dibuat untuk mengikat barang. Karet gelang terdiri dari berbagai macam ukuran, dari yang besar hingga yang kecil, dari yang tebal hingga yang tipis. Bahan baku karet gelang adalah karet alami sehingga berwarna kuning. Karet gelang berwarna-warni dihasilkan dengan menambahkan bahan pewarna.
Seorang penemu dan usahawan berkebangsaan Inggris bernama Stephen Perry merupakan orang pertama yang berhasil memperoleh paten untuk karet gelang. Stephen Perry yang mempunyai perusahaan karet vulkanisir memperoleh paten untuk karet gelang pada tanggal 17 Mei 1845.
 Karet gelang yang dipatenkan Perry berbeda dengan karet gelang yang ada sekarang. Karet gelang zaman sekarang sudah mengalami vulkanisasi, sehingga karet lebih elastis, tahan lama dan pastinya lebih bermanfaat.
sedikit tentang asal mula karet gelang


semoga bermanfaat

salam manis

***

No comments:

Post a Comment