Pages

Sunday, January 30, 2022

Senyum Terindah dari Mama

TAK BIASA.
.
Mama selalu tersenyum melihatku.
Saat aku memasangkan  diapers, Mama
selalu tersenyum padaku.
Aku mengelap kakinya yang basah karena tak kuat menahan kencing.
"Maaa...nggak usahlah berlari ke WC, kencingkan aja, nanti Een bersihkan."
Aku selalu kuatir, Mama terpeleset, tetap saja mama bergegas ke kamar mandi, walau semua menetes. Wajarlah, Mama menyandang diabetes, selalu mau buang air kecil. 
Aku memasang diapers karena hari ini Mama mau ke periksa kesehatan, untuk jaga-jaga kebelet pipis.

Sembari mencari jilbab Mama, aku sibuk cocokkan warna jilbab dengan busananya.
Tak biasanya, Mama sebentar-bentar  berkata; "Nanti hidup Een berkah ya..."
Tak mengerti apa maksudnya. Di benakku, aku hanya ingin berbakti pada Mama (setelah Bapak tiada) menemani dan merawat Mama, walau kadang aku harus lebih lama di kampung, Mama lebih penting dari segalanya. Juga, Mama hanya mau aku yang menemaninya, selain adikku nomor tiga...berdua kami bergantian menemani Mama.
.
.
.
Sungguh tak di sangka, malam setelah Isya, Mama masuk rumah sakit.
Mama menelan makanan yang kusuapkan dengan lahap. Tak biasa.
Mama biasanya selalu protes.
"Ini tandanya Mama mau sembuh, ya," hiburku.
.
Dan sehari itu, sambil menunggu pemeriksaan jantung,  aku tau, Mama selalu tersenyum melirikku, tak banyak bicara, tak biasa, tak mengomel seperti biasa, kalau aku  salah sedikit.
Mama tak biasa.
Mama banyak tersenyum melihatku.
.
 Sehari kemudian, Mama menyimpan senyum itu dibenakku, untuk selamanya.
Dan aku selalu berurai airmata memandang foto ini.
Duhai, aku yang dilanda beribu rindu. Duhaiii
.
Ini foto terakhir Mama,.saat Mama sehat. 
Duduk di kursi teras seraya menyapa setiap orang yang lewat:
"Kamanaaa...mampirr".
Kursi itu tetap di situ.
Dan sendiri, tak ada lagi yang tersenyum.
.
#Alfatihah untuk mamaku sayang:  Hj Ade Kusmini binti Dewel Sinar.
#Mama