Mamaku penyandang diabetes, hingga telapak kakinya selalu terasa dingin seperti es.
Tak heran mama selalu memakai kaos kaki tebal, aku namai kaos kaki tawaf.
Oleh-oleh yang Mama nanti hanya kaos kaki tawaf yang lebih mudah di dapat di Pasar Kembang Bogor, di kampung Cikalahang jarang ada.
.
Teringat kembali masa remajaku.
Aku paling sering disuruh Mama, mungkin karena sudah bisa mengendari kendaraan...
Kadang, Mama membawa berjualan telur ayam hasil perternakan kami sendiri di Palangka Raya tahun 1980. Kala itu aku masuh kelas 5 SD
Aku suka dibonceng Mama untuk membawa telur untuk diantar ke pembeli.
Sampai dewasa, Mama..paling sering menyuruh, belum satu pekerjaan selesai, sudah disuruh. Selain disuruh paling sering diomelin.
.
"En, ganti bed cover Mama ya" tanpa diminta, itu kamar besar sudah aku bersihkan. Sedot debu, sikat kamar mandi, lipat pakaian dan merapikan pembukuan Mama.
Tak heran, aku tau dimana Mama meletakkan barang-barangnya.
"En ambil inii...ambil itu."
.
Baru kini aku menyadari.
Tak ada lagi yang menyuruhku.
Tak ada lagi yang mengomelinku (aku baru sadar, diomelin Mama karena Mama tak sungkan denganku) kalondengan anak yang lain, Mama
Baru kurasa, setelah Mama Bapak tiada.
Alangkah bahagianya, ada yang membutuhkan kehadiran kita.
Menanti kedatangan untuk pulang kampung.
Tak ada lagi yang menyuruh
"En, buat sayur sop gurami." makanan kesukaan Bapak.
Tak ada yang pagi-pagi menyuruh membuat spagetti, seblak, juhu asem kesukaan Mama.
Tak ada lagi yang menelpon di pagi hari
Tak ada lagi yang menasehati.
Malaikat tak bersayap di dunia telah tiada.
Tiada lagi yang tak henti-hentinya berdoa untuk kebahagiaanku.
Tak ada.
Rumah besar
Kamar besar
Kini sepi tak berpenghuni.
Sepiii.
Nasehatku pada kalian yang masih punya orangtua.
Selagi hidup, berbaktilah.
Sempatkan waktu untuk mereka.
Jangan marah jika dinasehati.
Karena nasehat orangtua adalah kumpulan dari perjalanan hidup.
.
Kini hanya doa sebagai kado buat Mama Bapak
Selamat hari Ibu, ya Ma
22 Desember 2019